Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Industries | Mining

Thursday, September 26, 2013 20:27 WIB

10 SPBG akan Dibangun di Jawa Timur

Di Jawa Timur akan berdiri lagi 10 Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) untuk melayani kendaraan taksi dan truk pengguna bahan bakar gas (BBG). Untuk membangun 10 SPBG tersebut, PT Citra Nusantara Energi (CNE), perusahaan swasta yang bergerak di bidang energi ini mengucurkan investasinya sekitar Rp 90 miliar.

"Jadi 10 SPBG ini memiliki kapasitas sebesar 8 million metric standard cubic feet per day (MMSCFD/juta kaki kubik)," kata Direktur Utama CNE Marsaid kepada wartawan di Surabaya, Kamis (26/9/2013).

Marsaid menerangkan, 10 SPBG tersebut berada di 4 titik di Surabaya, masing-masing 1 titik di Probolinggo, Banyuwangi, Jember, Situbondo, Malang, dan Nganjuk. Dengan kapasitas 8 MMSCFD/juta kaki kubik, SPBG tersebut dalam sehari diperkirakan mampu melayani 3.000 unit taksi dan 1.500 unit truk atau bus.

"Penggunaan gas (untuk moda transportasi) di Jawa Timur masih sangat kecil," tuturnya sambil menambahkan, dalam dua tahun lalu hanya sekitar 600 kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas (BBG), bahkan jumlahnya kini diperkirakan terus berkurang.

"Dengan adanya SPBG yang akan kita bangun, diharapkan kendaraan yang menggunakan BBG semakin banyak," katanya.

Marsaid menerangkan, sampai saat ini sekitar 15 perusahaan transportasi (termasuk taksi) yang menjalin kerjasama dengan PT CNE, dan ada 5 perusahaan lainnya yang masih dalam penjajakan. Selain itu, pihaknya juga akan membidik instansi pemerintahan, untuk melayani BBG bagi kendaraan dinas. Dia mengatakan, permintaan pasar BBG di Jatim khususnya untuk moda transportasi sangat tinggi. Sayangnya belum ada infrastruktur yang memadai seperti SPBG.

"Di Jatim pasokan gas cukup banyak dan permintaanya masih tinggi. Karena infrastrukturnya masih rendah, konsumsi pun juga ikut rendah. Kita pun siap menyediakan konverter kit untuk pengalihan kendaraan dari bahan bakar minyak ke gas," kata Marsaid.

Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur Dewi J Putriani mengatakan, salah satu kendala kurang diminati BBG karena harga. Katanya, harga BBG saat ini sekitar Rp 3.888/liter setara premium (LSP). Harga tersebut dinilai kurang kompetitif dibandingkan dengan harga di negara lain seperti Thailand.

"Sebenarnya ada (organisasi angkutan darat) bersedia menggunakan BBG. Tapi mereka tidak mau karena harganya terlalu tinggi dibandingkan dengan Thailand. Kalau diturunkan menjadi Rp 3.300/liter, mereka akan mau beralih. Dan saya rasa, seharusnya harganya diturunkan jauh di bawah premium, agar masyarakat tertarik menggunakan BBG," tuturnya.



Sumber: detikcom

RELATED NEWS

OTHER NEWS

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]