JAKARTA - The Federal Reserve memang masih melanjutkan stimulus pembelian obligasi sebesar USD85 miliar per bulan. Namun, kebijakan tersebut berpotensi dicabut sewaktu-waktu, jika memang ekonomi Amerika Serikat (AS) telah membaik.
Pengamat ekonomi Aviliani menilai, Indonesia perlu mempersiapkan diri selama dua tahun ke depan. Dengan demikian, maka pengaruh kebijakan The Fed tersebut dapat dihilangkan.
"Pertama, harus mengelola subsidi bahan bakar minyak (BBM). Ada dua cara, mengalihkan subsidi ke orang, dan membeli kilang di luar negeri agar bisa produksi sendiri," jelas pengamat ekonomi Aviliani, Jakarta, Senin (23/9/2013).
Kedua, dia menjelaskan dari sisi bahan baku impor harus ada yang disubstitusi. Dengan demikian, maka akan mengurangi impor yang terlalu tinggi.
"Sedangkan, ketiga, dari sisi neraca jasa, itu ada asuransi, kita dorong BUMN yang fokus Asuransi dijadikan besar, jadi asuransi enggak perlu lagi diurus luar negeri," ujar Avilian.
Keempat, perlunya membuat insentif untuk brand-brand dalam negeri. Dengan demikian, maka dapat menambah konsumsi dalam negeri sendiri. "Jadi waktu kita hanya dua tahun, jadi cari itu, kita lebih melakukan persiapan. Bila tapering dilakukan maka kita sudah siap," tukas dia.
