Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Foodcrops

Thursday, October 10, 2013 19:51 WIB

BI: Kurs Disesuaikan untuk Kurangi Defisit Transaksi Berjalan

Jakarta - Bank Indonesia (BI) berupaya meng-address atau menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan yang mencapai 4,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2013. Upaya yang dilakukan yaitu dengan melakukan penyesuaian kurs atau nilai tukar.

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, defisit transaksi berjalan sebesar 4,4% pada kuartal II tersebut tidak sehat, sehingga BI berusaha menurunkannya menjadi di bawah 3%.

"Dari sisi kebijakan moneter, BI meng-address kurs supaya menemukan ekuilibrium baru yang mencerminkan fundamental sekarang, sehingga diharapkan impor menurun. Jadi, kami sesuaikan kursnya. Kurs sekarang mudah-mudahan bisa meningkatkan ekspor secara kompetitif," ungkap Mirza, dalam sambutannya di acara CIMB Niaga Economic Outlook 2014, di Jakarta, Kamis (10/10).

Mirza mengatakan, suku bunga yang naik dan rupiah yang melemah sebenarnya merupakan gambaran ekonomi. Ketika kurs tercatat di kisaran Rp9.300-9.600 per dolar Amerika Serikat (AS) pada 2010 dan 2011, fundamental ekonomi Indonesia masih baik. Hal itu terlihat dari Neraca Pembayaran Indonesia yang masih surplus, sejak pasca krisis 1998 hingga 2012.

"Sebagai ekonomi yang bergerak cepat, apalagi yang tidak bisa menghasilkan produk yang cukup, sehingga membutuhkan impor. Impor kita banyak, sehingga transaksi berjalannya defisit," ujar Mirza.

Di sisi lain, Mirza menambahkan, inflasi meningkat karena Indonesia harus mengendalikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terutama di sisi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Tingkat konsumsi yang tinggi, kata dia, membuat defisit APBN berada di luar angka yang tidak dapat ditoleransi.

Dengan inflasi yang meningkat dan defisit transaksi berjalan, kondisi tersebut mengubah fundamental ekonomi Indonesia, sehingga rupiah melemah. Mirza melanjutkan, sebelumnya juga terdapat beberapa masalah di suplai barang seperti hortikultura dan daging, sehingga BI menaikkan suku bunga.

"Suku bunga dinaikkan untuk meng-address inflasi, sehingga dilakukan sedikit pengetatan agar ekonomi slow down dan inflasi terkendali. Tahun depan, diharapkan inflasi normal di 4,5% plus-minus 1%," papar Mirza.

http://www.beritasatu.com/ekonomi/143696-bi-kurs-disesuaikan-untuk-kurangi-defisit-transaksi-berjalan.html

 

 

Sumber : BERITASATU.COM

RELATED NEWS

OTHER NEWS

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]