Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Foodcrops

Friday, November 08, 2013 14:23 WIB

Importir Dituding Untung Besar Saat Harga Kedelai Tembus Rp 9.500/Kg

Dewan Kedelai Nasional (DKN) angkat suara soal tingginya harga kedelai impor yang masih Rp 9.500/Kg di tingkat perajin padahal normalnya Rp 6.500-7.000/Kg. Ketua DKN Benny Kusbini mengatakan alasan utama yang menyebabkan tingginya harga kedelai ulah permainan para importir yang ambil untung besar.

"Sebagian besar kebutuhan kedelai kita kan berasal dari impor. Begini bisa jadi di sana (negara produsen kedelai) harganya sudah turun tetapi yang beli ini (importir) sengaja bilang harganya masih tinggi dan perajin mau tidak mau beli karena butuh seperti aksi profit taking (ambil untung)," kata Benny kepada detikFinance, Jumat (8/11/2013).

Menurutnya, aksi semacam ini sering dilakukan apalagi kebutuhan kedelai di dalam negeri cukup tinggi. Per tahun kebutuhan kedelai di Indonesia diperkirakan 2,2 juta hingga 2,5 juta ton/tahun. Sedangkan produksi kedelai di dalam negeri hanya 750.000 hingga 800.000 ton/tahun.

"Jadi memang dengan banyaknya permintaan kebutuhan kedelai di dalam negeri sedangkan produksi kedelai kita minim cara permainan seperti ini rentan sekali dilakukan. Indonesia kalau tidak mempunyai cadangan stok rentan terjadi food crime trade," imbuhnya.

Ia meminta pemerintah lebih serius untuk menangani masalah kedelai ke depan. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat rancana strategis produksi kedelai nasional dan menyediakan cadangan stok kedelai untuk 3 bulan.

"Pemerintah harus punya blueprint yang kongkret tentang pengadaaan pangan terutama kedelai di dalam negeri agar kasus semacam ini tidak terjadi lagi," cetusnya.



Sumber: detikcom

RELATED NEWS

OTHER NEWS

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]