Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Politics

Monday, November 25, 2013 11:53 WIB

Butuh Rp 2.650 T untuk Atasi Kekurangan 15 Juta Unit Rumah

Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengakui Indonesia masih kekurangan pasok rumah (backlog) mencapai 15 juta unit. Untuk memenuhi kebutuhan rumah sebanyak itu, dibutuhkan dana sebesar Rp 2.650 triliun.

Ia menjelaskan, rencana program tabungan perumahan (Tapera) yang saat ini digodok dalam Rancangan Undang-undang (RUU) Tapera, bisa membantu pemenuhan kebutuhan rumah secara signifikan. Saat ini, RUU tersebut telah masuk dalam tahap finalisasi antara pemerintah dengan DPR dan kementerian dan lembaga.

"Saat ini dibidang regulasi, pemerintah dan DPR sedang menyiapkan Tapera. Sudah mencapai tahap finalisais dengan kementerian dan lembaga terkait," kata Djan di acara Musyawarah Nasional Real Estat Indonesia ke 14 tahun 2013 di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (25/11/2013).

Djan sangat yakin program Tapera berhasil dan berjalan dengan baik, kurang pasok perumahan bisa terselesaikan. Namun tentu dengan dana yang tidak sedikit dan waktu yang cukup panjang.

"Kalau berhasil, 20 tahun yang akan datang kita dapat membangun rumah untuk MBR sebanyak 13,5 juta rumah dengan dana yang hampir mencapai Rp 2.650 triliun dan kita berhasil membangun rumah susun sewa kita bisa bangun 1 juta unit," paparnya.

Dana tersebut dijelaskan Djan didapatkan dari tabungan perumahan selama 20 tahun.


Dalam beberapa hal pembahasan masih ada perbedaan pendapat, antaralain soal usulan DPR yang mengharapkan pemberi kerja atau pengusaha berkontribusi kepada tabungan tersebut, layaknya di luar negeri yang sudah menerapkan Tapera.

"Ada yang masih mengganjal, terutama kewajiban pemberi kerja untuk ikut menyumbang, kalau sekarang hanya kepada pekerja. DPR ingin pemberi kerja juga ikut. Ada instansi yang belum sepakat. Kita harapkan Desember ini selesai," katanya.



Sumber: detikcom

OTHER NEWS

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]