JAKARTA- PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) akan mengejar target modal inti menjadi Rp1 triliun atau menaikkan status bank dari BUKU I menjadi BUKU II sehingga kegiatan ekspansi perseroan dapat menjadi lebih luas.
"Untuk menjadi bank dengan status BUKU II harus memiliki modal inti Rp1 triliun, saat ini modal inti perseroan sebesar Rp824,05 miliar per kuartal III tahun ini, kami akan kejar sisanya," ujar Direktur BRI AGRO [342 4 (+1,2%)], Sudarmin Sjamsoe di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan bahwa modal inti perseroan meningkat setelah perseroan menerbitkan saham baru (rigts issue) pada bulan Juni 2013 dengan menerbitkan saham baru sebanyak 3,84 miliar lembar saham sekitar Rp449,98 miliar. "Perseroan akan menaikkan modal inti dari keuntungan bisnis. Perseroan juga sedang mengkaji untuk melakukan right issue pada 2014 mendatang," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Agro Heru Sukanto mengatakan bahwa untuk naik menjadi buku II, perseroan masih membutuhkan dana sekitar Rp200 miliar. Ada opsi yang bisa ditempuh, yakni dengan menahan laba atau kembali melakukan rights issue.
Berdasarkan ketentaun Bank Indonesia, bank yang masuk ke dalam kelompok BUKU I bermodal inti Rp100 miliar--Rp 1 triliun, sementara kelompok BUKU II dengan modal inti Rp1--Rp5 triliun.
"Jika dengan menumpukan keuntungan nanti pengaruhnya ke pembagian dividen. Padahal kami sudah cukup lama atau sekitar tujuh tahun tidak membagikan dividen kepada pemegang saham. Tapi, kita punya corporate plan bahwa sebelum 2016 harus ada di BUKU II. Karena kalau masih di BUKU I ekspansi akan terbatas," kata Heru Sukanto.
Sebagai bagian dari ekspansi, lanjut dia, pada tahun depan perseroan akan membuka dua kantor cabang di wilayah Jawa dan di luar Jawa. Saat ini, kantor cabang Bank Agro tercatat 11 unit. "Buka kantor cabang untuk besarkan ritel," katanya.
Pada periode sembilan bulan pertama 2013, BRI AGRO [342 4 (+1,2%)] telah menyalurkan kredit sebesar Rp3,28 triliun atau naik 35% dari posisi Desember 2012.
Dana pihak ketiga tercatat Rp3,44 triliun atau naik 13% dibanding akhir 2012 yang sebesar Rp3,054 triliun. Sementara laba tahun berjalan senilai Rp52,36 miliar meningkat dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp22,25 miliar. (ant/gor)
4 (+1,2%)], Sudarmin Sjamsoe di Jakarta, Rabu.