Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Industries | Mining

Friday, January 17, 2014 09:38 WIB

BI : Waspadai Kenaikan Yield Obligasi Amerika!

Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan saat ini imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat dengan tenor 10 tahun cenderung mengalami peningkatan. Menurut dia, kondisi itu harus diwaspadai akan bisa berdampak pada transaksi modal dan finansial di Indonesia.

"Di Indonesia satu sisi transaksi berjalan sudah mengarah lebih baik, tetapi transaksi modal dan finansial bisa terkena dampak kalau di negara maju ada kecendrungan yield membaik atau di 2015 ada peningkatan bunga," kata Agus seusai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 16 Januari 2014. (Baca juga : Investasi Emas Masih Suram)

Agus mengatakan perlu koordinasi yang baik antara pemerintah dan BI untuk mengantisipasi kenaikan yield obligasi Amerika yang bisa berdampak pada arus modal keluar (capital outflow) di negara berkembang. "Perlu sinergi yang baik dan koordinasi persiapan," katanya. Selain itu, reformasi struktural juga harus terus dilakukan. "Kami juga akan melakukan pendalaman pasar," ujarnya.

Menurut Agus, pengurangan stimulus Amerika (tapering off) yang dilakukan mulai bulan ini memberikan kejelasan terhadap situasi ekonomi dan memberikan dampak positif pada perekonomian domestik. Dia berharap sepanjang 2014 ini bank sentral Amerika tidak menaikan suku bungan acuannya. "Diharapkan sepanjang 2014 Fed Rate tidak dilakukan perubahan, yaitu di kisaran 0-0,25," kata Agus. (Baca juga : Rupiah Stabil di 12.180 per Dolar )

Namun saat ditanya kondisi utang luar negeri Indonesia, Agus menolak berkomentar banyak. Dia mengklaim berdasarakan data terakhir, kondisi utang luar negeri masih cukup aman dan sebagian besar status utang tidak jangka pendek. "Currency juga dalam batas normal," katanya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan situasi ekonomi Indonesia masih belum aman. Menurut dia, meskipun pada 2013 lalu pemerintah mampu meminimalisir tekanan akibat gejolak ekonomi global, namun masih ada sejumlah masalah yang harus dihadapi. (Baca juga : Banyak Tekanan Bikin Rupiah Tergelincir Lagi)

"Tahun lalu perlambatan pertumbuhan ada, pelemahan nilai tukar, defisit neraca berjalan. Kekhawatiran ekonomi kita pada 2013 akan memburuk tidak terjadi. Tapi situasi belum aman, maka kita harus kelola dengan sebaik-baiknya," kata SBY.

http://www.tempo.co/read/news/2014/01/16/087545561/BI--Waspadai-Kenaikan-Yield-Obligasi-Amerika

 

 

Sumber : TEMPO.CO

RELATED NEWS

OTHER NEWS

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]