Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Politics

Thursday, November 21, 2013 13:59 WIB

Akuisisi antar BUMN Harus Pertimbangkan Bisnis Utama

Jakarta - Sebagai sesama perusahaan pelat merah, PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN), seharusnya memainkan peran sesuai bidangnya masing-masing.

Pertamina yang dibangun sebagai perusahaan minyak harus mengembangkan ke sektor yang menjadi keahliannya. Begitu pula dengan PGN, fokus sebagai perusahaan gas beserta infrastrukturnya.

"Pertamina dan PGN harus fokus pada masing-masing fungsinya sebagai korporasi yang membidangi dua hal penting dalam tata kelola energi," kata anggota Komisi VII DPR yang membidangi energi Dewi Ariyani, Kamis (21/11).

Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir menyatakan Pertamina sudah menuntaskan kajian mengenai merger antara Pertagas (anak usaha Pertamina) dengan PGN. Nantinya penggabungan perusahaan itu akan berada di bawah Pertamina atau menjadi anak usaha Pertamina.

Menurut Dewi, keduanya harus memiliki otoritas hulu dan hilir untuk masing-masing core business yang berbeda. Dengan demikian, akan menjadi dua kekuatan sinergis dalam mewujudkan ketahanan energi nasional.

Selama ini, menurut Dewi Aryani, masih banyak pekerjaan rumah (PR) Pertamina yang harus dibereskan. "Tidak hanya soal produksi minyak tapi juga peremajaan blending plant pertamina, dan refinery plant (kilang)," kata anggota DPR dari PDI Perjuangan itu.

Pertamina juga harus fokus meningkatkan produksi sekaligus memaksimalkan kapasitas produksi refinery plant yang sudah ada. Sumber sumur minyak baru dan sumur lama yang masih potensial harus menjadi poin utama key success indicator Pertamina sebagai BUMN penopang energi nasional.

Terkait rencana akuisisi Pertamina terhadap PGN, menurut Dewi bukan solusi dalam tata kelola energi nasional. Seharusnya justru PGN yang mengambil Pertagas dari Pertamina agar tata kelola gas semakin sehat. "Idealnya Pertagas itu yang masuk ke PGN sehingga PGN lebih kuat dan dapat berkembang menjadi BUMN khusus gas,’ katanya.

Menurut Dewi Aryani, peran PGN saat ini masih terlalu kecil, sementara sektor energi seharusnya menjadi leading sector, di mana penataan berbagai perusahaan BUMN di sektor ini harus benar-benar fokus.

Dewi Aryani menambahkan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan harus memikirkan tentang ketahanan energi nasional, sehingga tidak salah dalam membuat keputusan. "Menata sektor ini harus hati-hati. Indonesia memiliki sumber gas yang luar biasa," katanya.

http://www.beritasatu.com/ekonomi/151335-akuisisi-antar-bumn-harus-pertimbangkan-bisnis-utama.html

 

 

 

Sumber : BERITASATU.COM

RELATED NEWS

OTHER NEWS

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]