Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Banking

Tuesday, November 19, 2013 21:19 WIB

2014, Pertumbuhan Ekonomi RI Berpotensi Membaik

Ipotnews - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan memiliki potensi yang cukup besar untuk tumbuh dengan lebih baik dibanding dengan tahun ini yang hanya diperkirakan tumbuh di kisaran 5,8%. Tahun depan pertumbuhan ekonomi berpeluang bisa capai 6%.

Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono mengaku heran jika pemerintah dan Bank Indonesia (BI) cenderung pesimis menghadapi tahun 2014. Dia beranggapan, pemerintah dan BI  kemungkinan terpengaruh oleh proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh di 5,3% tahun depan atau lebih rendah dibanding tahun ini yang diperkirakan berada di level 5,6%.

"Kita masih punya banyak peluang untuk 2014. Sekarang mungkin [pertumbuhan ekonomi RI] hanya 5.8 persen, saya setuju. Tapi untuk tahun depan, kita ada peluang tumbuh lebih besar dan lebih cepat. Bisa enam persen, paling jelek 5,9 persen," kata Tony dalam konferensi Permata Bank Indonesia Economic Outlook 2014 dengan tema `Challenges or Opportunities?` di The Ritz Carlton Hotel Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (19/11).

Tony menjelaskan, peluang membaiknya pertumbuhan ekonomi tahun depan karena tidak ada lagi ancaman tekanan inflasi yang tinggi. Tahun depan kemungkinan besar tidak ada momen kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Harga BBM sekarang kan membuat inflasi di kepala 8 persen. Presiden baru nanti tentunya tidak mungkin lalukan [menaikan harga BBM subsidi], karena baru jadi presiden. Jadi 2014 tidak ada kenaikan harga BBM, sehingga inflasi sekitar 5.5-6.5 persen," ujarnya.

Apalagi, kata Tony, kondisi perbankan secara keseluruhan cukup baik. Ekspansi kredit berpotensi kembali ke level normal yakni sekitar 20%, dan perbankan Indonesia rata-rata dalam kondisi yang sehat meski BI tahun ini menaikkan suku bunga acuan secara agresif.

Indikasi masih baiknya kesehatan sektor perbankan ini, lanjutnya, terlihat dari laba yang tetap naik meski tidak secepat tahun lalu, namun masih positif dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) masih kuat di 17%, dan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang mengalami penurunan. Ditambah lagi, kemampuan bank untuk memitigasi risiko juga lebih baik, dengan tata kelola yang  semakin baik.

"Tidak ada alasan ekonomi kena krisis, karena pintu masuknya perbankan. Seperti tahun 1998 dan 2008, perbankan sempat jadi pintu masuk krisis karena transaksi derivatif minim. Tahun ini dengan bekal angka-angka tadi, permodalan kuat, NPL rendah, mitigasi risiko bagus, bank tidak lagi jadi pintu masuk krisis, tapi penopang di 2014," jelasnya. (Fitriya/kk)

RELATED NEWS

OTHER NEWS

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]