Saran untuk Mengerjakan Sendiri Perencanaan Investasi Dana Pensiun
Thursday, February 01, 2024       14:02 WIB

Pada artikel sebelumnya yang berjudul, "MemgerjakanSendiri ( Do It Yourself ) Perencanaan Investasi Dana Pensiun?", kita telah membahas cara yang mudah untuk melakukan sendiri ( Do It Yourself ) perencanaan investasi dana pensiun kita, tanpa harus menggunakan jasa perencana keuangan profesional yang mahal.
Pertama-tama kita menentukan lebih dahulu  tujuan investasi  yang ingin kita capai. Kedua, kita  memadankan investasi  kita dengan tujuan investasi yang ingin kita capai. Ketiga, kita harus melakukan  diversifikasi  investasi. Keempat, kita harus mempertahankan supaya  biaya-biaya investasi  tetap rendah.
Kelima, kita harus berhati-hati dengan kemudahan  akses terhadap dana pensiun  kita. Keenam adalah melakukan pembobotan ulang  (rebalancing) portofolio  secara berkala. Ketujuh atau terakhir adalah kita harus memahami waktu untuk mengubah  alokasi aset .
Dua Langkah terakhir ( rebalancing  dan  asset allocation ) terlihat mirip tapi sesungguhnya tidak sama.  Rebalancing  hanya mengembalikan pembobotan atas aset-aset dalam portofolio kepada bobotnya semula (yang karena sesuatu hal telah bergeser menjadi berbeda), sementara alokasi aset adalah pembagian atas bobot aset-aset dalam portofolio sesuai dengan usia kita (atau, perkiraan kita akan harga-harga berbagai kelas aset di masa yang akan datang).
Perencanaan Investasi untuk dana pensiun dapat kita bedakan antara berinvestasi pada saat Anda telah atau segera akan pensiun, dan berinvestasi pada saat Anda masih aktif bekerja (belum pensiun). Berinvestasi untuk dana pensiun pada saat Anda telah pensiun atau mendekati usia pensiun akan sangat berbeda daripada berinvestasi pada waktu Anda masih aktif bekerja.
Pada waktu Anda telah pensiun atau akan segera pensiun, maka tujuan investasi Anda adalah menjaga nilai pokok investasi sehingga tidak berkurang ( preservation of assets value ). Sementara itu, tujuan investasi pada waktu Anda masih aktif bekerja adalah pertumbuhan nilai aset ( growth ).
Perubahan tujuan investasi ini, dari tujuan investasi untuk pertumbuhan aset-aset ( growth ) menjadi tujuan investasi untuk menjaga nilai aset ( preservation of capital ), pada saat usia Anda semakin bertambah dan mendekati usia pensiun, akan menjadi tantangan tersendiri bagi Anda yang mengerjakan sendiri ( Do It Yourself ) perencanaan investasi untuk dana pensiunnya.
Berikut ini kami sajikan beberapa tips (saran) untuk Anda yang melakukan sendiri ( Do It Yourself ) perencanaan investasi bagi dana pensiun Anda.
1. Konsolidasikan berbagai rekening investasi
Baik kita berinvestasi dana pensiun pada waktu kita telah pensiun, atau pada waktu kita masih bekerja, penting bagi kita untuk tidak terlalu direpotkan oleh banyak pekerjaan administrasi seperti memelihara berbagai rekening investasi yang berbeda. Orang mungkin akan berkata bahwa ia mempunyai banyak rekening reksadana karena dengan cara itu dia bisa melakukan diversifikasi investasi.
Tapi benarkah demikian? Jika Anda memiliki rekening investasi pada reksadana ekuitas yang dikelola oleh Manajer Investasi A dan rekening investasi pada reksadana ekuitas yang dikelola oleh Manajer Investasi B, maka kedua Manajer Investasi akan berinvestasi pada sekumpulan aset yang sama, yaitu saham-saham dalam IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).
Diversifikasi investasi hanya akan terjadi jika dua Manajer Investasi berinvestasi pada kelas aset yang berbeda, atau pada kelas aset yang sama tetapi ada perbedaan yang jelas antara kelas aset pilihan Manajer Investasi A dan kelas aset pilihan Manajer Investasi B. Investasi pada kelas aset yang berbeda misalnya Manajer Investasi A berinvestasi di instrumen ekuitas, sementara Manajer Investasi B berinvestasi pada instrumen pendapatan tetap.
Atau, Manajer Investasi A dan B sama-sama berinvestasi pada instrument ekuitas, tetapi Manajer Investasi A hanya berinvestasi pada saham-saham berkapitalisasi besar ( blue chips ), sementara Manajer Investasi B hanya berinvestasi pada saham-saham dengan kapitalisasi kecil ( medium to small cap stocks ).
Pembedaan cara investasi lainnya, untuk investasi pada reksadana ekuitas, adalah investasi reksadana yang dikelola secara aktif, dan reksadana yang dikelola secara pasif (reksadana Bursa /ETF atau reksadana indeks). Tanpa adanya pembedaan sasaran investasi, maka yang terjadi hanya 'diversifikasi' pada waktu dan jumlah saham-saham yang dibeli saja. Ini bukan cara diversifikasi yang kami anjurkan.
2. Buatlah rencana investasi untuk usia yang panjang
Anda harus berinvestasi dana pensiun dengan asumsi bahwa usia Anda hidup setelah pensiun akan panjang atau bahkan sangat panjang (tua). Adalah lebih baik jika Anda masih memiliki banyak uang yang tersimpan dalam Dana Pensiun Anda, dibandingkan uang dalam Dana Pensiun Anda telah habis pada waktu Anda masih hidup sehingga hanya menjadi beban bagi keluarga dan orang-orang yang dekat dengan Anda.
Mengasumsikan usia yang panjang, di samping mempunyai implikasi atas jumlah dana pensiun yang harus Anda simpan, juga ada faktor lain yang harus Anda perhatikan yaitu inflasi. Untuk menjaga daya beli dari dana pensiun Anda dalam jangka panjang, penting bagi Anda bahwa di samping berinvestasi pada aset-aset keuangan ( intangible assets ), Anda juga berinvestasi pada aset-aset riil seperti emas dan properti (tanah dan bangunan).
Kalau aset properti masih terlalu mahal bagi dana pensiun Anda, setidaknya Anda tetap mengalokasikan sebagian dana pensiun Anda pada instrumen ekuitas. Saham-saham telah diketahui merupakan sarana yang bagus untuk melindungi investasi Anda dari resiko inflasi.
3. Persiapkan diri Anda untuk berpikir sebagai orang yang akan pensiun
Ada perbedaan besar antara investasi bagi seseorang yang telah pensiun atau akan segera pensiun dengan investasi bagi orang yang masih bekerja (belum pensiun), walaupun sama-sama berinvestasi atas dana pensiun yang dimilikinya. Bagi orang yang masih bekerja (belum pensiun) berinvestasi untuk dana pensiun relatif mudah dibayangkan karena utamanya adalah menabung ( saving ) walau pun tidak selalu berupa tabungan bank tetapi tabungan saham-saham atau unit penyertaan reksadana.
Jumlah yang ditabung (diinvestasikan) adalah sekian persen dari gaji yang telah dialokasikan untuk dana pensiun. Selanjutnya adalah melakukan diversifikasi investasi dan mengontrol biaya-biaya investasi supaya tidak terlalu besar. Tujuan investasi hanya satu, yaitu mencari pertumbuhan aset ( growth ) yang sebesar-besarnya.
Sebaliknya, dalam berinvestasi bagi seseorang yang telah pensiun, atau akan segera pensiun, maka tujuan menginvestasikan dana pensiunnya bukan lagi pada pertumbuhan aset ( growth ), tetapi lebih pada menjaga nilai aset supaya tidak mengalami penurunan ( preservation of value ). Juga, untuk orang yang telah pensiun, di samping menjaga nilai aset supaya tidak turun, harus memperhatikan juga bahwa akan ada arus kas keluar ( cash out flow ) setiap bulan untuk membiayai belanja sehari-hari. Kadang-kadang dibutuhkan perubahan cara berpikir dan cara berinvestasi untuk seseorang yang bertransisi dari pekerja menjadi pensiunan.
4. Tidak melibatkan emosi dalam berinvestasi
Berinvestasi bagi seseorang yang telah atau akan pensiun dan bagi sesorang yang masih bekerja bisa berbeda dalam hal emosi yang terlibat dalam membuat suatu keputusan investasi. Bagi seseorang yang masih bekerja, penurunan yang tajam dari harga-harga saham mungkin akan dianggap sebagai kesempatan emas untuk mengkoleksi saham-saham dengan harga murah.
Sebaliknya, bagi sesorang yang telah pensiun, atau akan segera pensiun, penurunan yang tajam atas harga saham-saham akan berbuah kekhawatiran akan nasib dana pensiun yang dikelolanya. Karena itulah, kami sangat menganjurkan bagi para pembaca IPOTNEWS yang melakukan sendiri ( Do It Yourself ) dana pensiunnya, untuk mengurangi bobot saham-saham dalam portofolio sejalan dengan usia pensiun yang semakin dekat.
Investasi dalam instrumen ekuitas (saham-saham) memang menjanjikan imbal hasil ( return ) yang lebih tinggi dibandingkan investasi pada instrumen-instrumen lainnya. Investasi dalam instrumen ekuitas juga memberikan perlindungan ( hedge ) terhadap bahaya inflasi. Tetapi pada usia pensiun, investasi dalam saham-saham memiliki resiko besar dan hanya dapat dilakukan dalam jumlah kecil dan dengan pertimbangan yang matang.
 Oleh : Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS