Ekspektasi The Fed Naikkan FFR Pada Juni Menguat, Rupiah Ditutup Melemah
Tuesday, May 30, 2023       15:39 WIB

Ipotnews - Ekspektasi bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin pada Juni mendatang semakin menguat, membuat kurs rupiah ditutup melemah terbatas terhadap dolar dalam perdagangan hari ini, Selasa (30/5).
Mengutip data Bloomberg, tepat pukul 15.00 WIB, kurs rupiah ditutup pada level Rp14.985 per dolar AS, melemah 13 poin atau 0,09% apabila dibandingkan Senin kemarin (29/5) di level Rp14.972 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS menguat pada hari ini. "Karena para pelaku pasar memperkirakan potensi kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve lebih lanjut," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis sore ini.
Fokus minggu ini bagi pelaku pasar adalah menanti data ekonomi AS, khususnya data nonfarm payrolls untuk bulan Mei 2023. Data ini untuk mengukur seberapa besar kemungkinan Fed menaikkan suku bunga acuan pada Juni 2023.
"Sementara data minggu lalu menunjukkan bahwa indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi--ukuran inflasi pilihan Fed--naik secara tak terduga pada bulan April, menunjukkan bahwa inflasi tetap kuat," ujar Ibrahim.
Tren tersebut, ditambah dengan tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja, kemungkinan akan melanjutkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan di bulan Juni nanti. Pelaku pasar memposisikan peluang lebih dari 60% bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan bulan depan," jelas Ibrahim.
Kemudian Presiden Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy mencapai kesepakatan akhir pekan lalu untuk menangguhkan plafon utang hingga 1 Januari 2025 dan membatasi sebagian pengeluaran federal untuk mencegah resesi AS akibat gagal bayar utang.
Namun kesepakatan ini sekarang memiliki waktu terbatas dan harus dibawa ke Kongres untuk mendapat persetujuan dari DPR maupun Senat. "Pelaku pasar memperkirakan proses ini mungkin akan menghadapi tentangan dari kedua belah pihak Partai Demokrat maupun Republik," tambah Ibrahim.
Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons positif utang pemerintah yang mengalami penurunan. Posisi utang pemerintah sampai dengan akhir April 2023 tercatat sebesar Rp7.849,89 triliun, turun Rp28,19 triliun dari Maret yakni Rp7.879,07 triliun. Ini menjadi sentimen positif yang membantu menahan laju pelemahan kuras rupiah hari ini.
"Posisi ini masih berada di bawah batas aman sebagaimana diatur dalam perundang-undangan. Nominal utang pemerintah tersebut diikuti dengan rasio utang sebesar 38,15% dari Produk Domestik Bruto (PDB)," tutup Ibrahim.
Kementerian Keuangan mencatat, baik secara nominal maupun rasio, posisi utang pemerintah menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Nominal utang pemerintah saat ini terbilang masih aman, mengingat Undang-undang No. 17/2003 tentang Keuangan Negara menetapkan batas aman atau threshold rasio utang pemerintah maksimal 60% dari PDB dan defisit APBN maksimal 3% dari PDB.(Adhitya)

Sumber : admin