Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Energy

Thursday, October 31, 2013 16:47 WIB

Infrastruktur Gas Tertunda, Jateng Terancam Krisis

Topsaham- Tertundanya pipanisasi gas Arun – Belawan yang berpotensi memperparah krisis listrik di Sumatera Utara, diprediksi juga bakal menerpa Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 


Manajer Humas dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng-DIY, Supriyono mengatakan saat ini kebutuhan listrik di Jateng dan Yogyakarta mencapai 3.200 mega watt (MW) saat beban puncak. Sedangkan pasokan listrik maksimal hanya 2.500 MW. Kekurangan tersebut karena pembangkit listrik Tambak Lorok di Semarang mengalami kekurangan bahan bakar gas untuk memproduksi daya. Pangkal penyebab, belum adanya akses pipa gas maupun daerah sekitar Semarang yang memiliki sumber gas bumi.
 
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, Teguh Dwi Paryono mengatakan kondisi demikian membuat Jateng terancam krisis listrik. "Bila tidak ada pasokan gas, Jateng mengalami krisis daya pada 2016," ujarnya kepada wartawan, Rabu (30/10/2013).
 
Corporate Secretary Pertagas Eko Agus mengiyakan bahwa pihaknya telah memperoleh izin proyek Gresik–Semarang. Tetapi, lambannya pembangunan tersebut, kata Eko disebabkan tidak adanya kejelasan sumber pasokan dan anchor buyer. "Sebenarnya kami telah membangun lahan penggerak gas. Sayangnya PLN Tambak Lorok berubah sikap, rencananya menggunakan gas tetapi mereka pakai batubara," paparnya kepada wartawan, Selasa (29/10/2010).
 
Menurut Eko, dalam ruas Gresik–Semarang, Pertagas selalu mengedepankan aspek keekonomiannya, dimana pembangunan infrastruktur menunggu konsumen. Alhasil, hingga saat ini proyek Gresik–Semarang urung dilaksanakan. Padahal banyak industri yang sedang tumbuh di Jateng, dimana energi menjadi faktor utama. Dan akibat tidak adanya infrastruktur untuk mulai dilaksanakannya konversi dari BBM ke gas, saat ini industri di Jateng mengalami kerugian hingga Rp 900 miliar per tahun.
 
"Tugas kami hanya menagih janji mereka. Dulu berani menawar tapi sekarang jawabnya tidak ada sumber gasnya," Kata Teguh. Karena itu, Teguh berharap agar Pemerintah Pusat dapat menyusun kebijakan agar memungkinkan investor yang memiliki izin niaga gas dan berkomitmen membangun infrastruktur didorong untuk mewujudkan investasinya di Jawa Tengah, dan bukan membuat regulasi yang justru menghambat pertumbuhan infrastruktur. 
 
Menyikapi rencana BPH Migas yang kembali akan melakukan lelang wilayah distribusi gas di Jateng, lebih lanjut Teguh menyampaikan agar pembangunan pipa distribusi gas sebaiknya diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Daerah. "Yang memberi ijin pembangunan Pemerintah Daerah, karena yang tahu tata ruang kan Pemda. Jadi Pemerintah Pusat tinggal mensupervisi pelaksanaannya, diselaraskan dengan pipa transmisi antar propinsi," kata Teguh
 
http://www.topsaham.com/new1/index.php?option=com_content&view=article&id=9286:infrastruktur-gas-tertunda-jateng-terancam-krisis&catid=3:head-line-news&Itemid=61
 

 

Sumber : TOPSAHAM.COM

RELATED NEWS

OTHER NEWS

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]