JAKARTA - Belum jelasnya perkembangan krisis utang di Eropa dan Amerika Serikat (AS) telah membuat ekspor Indonesia tertahan. Oleh karena itu, ekspor Indonesia turun tajam.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan, penurunan ekspor yang cenderung tajam membuat BI sulit memperkirakan pertumbuhan neraca pembayaran untuk kuartal-II 2012. Karena, transaksi finasial Indonesia masih sangat terpengaruh oleh kondisi perlambatan ekonomi yang terjadi di AS dan Eropa.
"Kalau di transaksi finansialnya itu sangat tergantung seperti apa ekonomi Amerika dan Eropa. Kalau ekonomi Eropa tetap begini dan kelihatannya masih tetap begini, tergantung Amerika itu membaik apa enggak," ungkap dia kala ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/6/2012).
Darmin menambahkan, BI akan melakukan perlindungan terhadap instrumen pembayaran Indonesia untuk mencegah kondisi ekonomi global, khususnya Uni Eropa yang semakin memburuk. "Makanya yang kita lakukan sekarang adalah menciptakan seperti term deposit itu yang mekanisme pasar. Termasuk untuk itu (hedging). Swap kita bilangnya," tukas dia.
