Stok Malaysia Diprediksi Anjlok, Reli Harga CPO Berlanjut
JAKARTA. Laju harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berlanjut menguat pada perdagangan hari kelima, Senin (6/3/2017), seiring prediksi penurunan jumlah stok minyak sawit Malaysia ke level terendahnya.
Kontrak berjangka CPO untuk Mei 2017, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, hari ini dibuka naik 0,38% atau 11 poin di posisi 2.874 ringgit per ton.
Pergerakannya kemudian menguat 0,94% atau 27 poin ke level 2.890 ringgit per ton pada pukul 10.54 WIB.
Pada perdagangan akhir pekan lalu (Jumat, 3/3), harga CPO mampu berakhir di zona hijau meski dengan kenaikan hanya 0,03% atau 1 poin di level 2.863.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini, jumlah stok minyak sawit di Malaysia pada bulan lalu kemungkinan menyusut ke level terendahnya sejak Agustus, seiring penurunan produksi pada negara penghasil sawit terbesar kedua di dunia tersebut ke level terendahnya dalam hampir setahun.
Menurut prediksi rata-rata para pedagangan dengan analis dalam survey Bloomberg, jumlah stok Malaysia turun 3,9% menjadi 1,48 juta metrik ton pada Februari dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Sementara itu, jumlah produksi drop 4,7% menjadi 1,22 juta ton, level terendah sejak Maret 2016. Penurunan produksi pada Februari menjadi penurunan bulanan kelima berturut-turut.
"Produksi tandan buah segar diperkirakan melesu pada kuartal pertama, utamanya akibat berlanjutnya dampak El Nino dan angin monsun yang kuat khususnya di Sabah dan Sarawak," ujar Marcello Cultrera, pedagang Oriental Pacific Futures Sdn.
Di sisi lain, nilai tukar ringgit siang ini terpantau menguat tipis 0,06% ke level 4,4517 pada pukul 11.08 WIB, setelah ditutup melemah tipis 0,09% ke posisi 4,542 pada perdagangan Jumat.
