Home | News & Opinion | Market Data  
Markets | Currencies

Wednesday, October 24, 2018 05:45 WIB

Saham Amerika Tertekan, Dolar Loyo Versus Mata Uang "Save-Haven"

Ipotnews - Dolar AS memulihkan beberapa kerugian awal pada Selasa petang, karena aksi jual saham Wall Street mereda, tetapi tetap melemah terhadap mata uang safe-haven lainnya.

Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan Nasdaq Composite Index turun secara dramatis pada sesi pembukaan, terseret laporan keuangan yang mengecewakan dari raksasa industri, Caterpillar dan 3M. Tiga indeks utama itu memulihkan sebagian besar kerugian pada sesi petang, tetapi tetap lebih rendah dari penutupan Senin.

"Pasar saham menjadi pusat perhatian semua orang. Dolar/yen bergerak hampir sama dengan saham," kata David Gilmore, mitra di FX Analytics, seperti dilansir Reuters dan Xinhua, di New York, Selasa (23/10) atau Rabu (24/10) pagi WIB.

Meski dolar juga dianggap sebagai mata uang safe-haven, kejatuhan Wall Street akan merugikan greenback terhadap safe haven lainnya. Dolar melemah terhadap yen sebesar 0,32 persen, terakhir diperdagangkan pada posisi 112,45 yen. Terhadap franc Swiss, dolar turun delapan basis poin, terakhir di level 0,995 franc.

Caterpillar anjlok 5,8 persen setelah produsen alat berat itu mempertahankan prediksi pendapatan 2018, setelah menaikkannya pada dua kuartal sebelumnya. Saham 3M merosot 5,2 persen setelah memangkas prospek laba setahun penuh karena apresiasi dolar AS.

Hal itu membangkitkan kembali kekhawatiran atas dampak meningkatnya suku bunga, upah dan tarif terhadap laba perusahaan.

Perkembangan dalam kebijakan Amerika, terutama pemotongan pajak oleh Presiden Donald Trump, meningkatkan investasi dalam aset AS. Hal itu berkontribusi terhadap kinerja dolar tahun ini, tetapi narasi tersebut tampaknya sudah berakhir, kata Mazen Issa, analis TD Securities.

"Dengan pemilu paruh waktu (kongres) semakin dekat, investor sedikit gugup dan ingin melihat apakah akan ada kebijakan yang akan terus mendukung tingginya harga aset Amerika."

Indeks dolar, ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun sekitar 10 basis poin sepanjang hari, terakhir di posisi 95,927.

Euro awalnya jatuh setelah Komisi Eropa menolak RAPBN 2019 Italia, Selasa, dengan mengatakan pelanggaran terhadap aturan Uni Eropa terkait belanja publik, dan meminta Roma untuk mengajukan proposal baru dalam tiga pekan atau menghadapi tindakan disipliner.

Kekhawatiran mengenai anggaran belanja Italia menimbulkan keraguan tentang rencana Bank Sentral Eropa untuk menaikkan suku bunga pada musim panas mendatang, dan itu membebani euro. Namun pada sesi Selasa, euro naik 0,1 persen, terakhir di posisi USD1,1473.

Pada akhir perdagangan di New York, pound Inggris meningkat jadi USD1,2985 dari USD1,2971, dan dolar Australia naik menjadi USD0,7084 dari USD0,7083. Kurs greenback jatuh ke posisi 1,3087 dolar Kanada dari 1,3103 dolar Kanada. (ef)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]