Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | LIFESTYLE

Friday, September 15, 2017 20:44 WIB

Ramah dan Makin Murah, Pemanfaatan Energi Matahari Global Melonjak Drastis

Ipotnews - Matahari adalah sumber energi ramah dan tercurah tak habis-habis. Panasnya ditangkap secara mekanis dan diubah menjadi energi listrik. Kini, tren gaya hidup ramah lingkungan makin meluas, terutama di belahan Barat. Masyarakat umum mulai terbuka untuk meminimalisasi dampak dari pemanasan global dan mencari sumber energi alternatif yang ramah lingkungan serta minim biaya.

"Energi surya tumbuh secara eksponensial adalah apa yang menurut saya tidak disadari orang," kata CEO perusahaan energi REC yang bermarkas di Norwegia, Steve O’Neil  kepada CNBC di sela-sela KTT Singapura, Jumat (15/9). "Setiap dua tahun, tingkat pemasangan instalasi naik dua kali lipat dan di seluruh dunia sekarang" lanjut O’Neil.

Terlepas dari kenyataan, saat ini 2% di sebagian besar listrik dunia dipasok dengan mengubah sinar matahari menjadi energi. Oleh sebab itu, kemungkinan untuk penetrasi energi surya di pasaran memiliki ruang yang lebih besar.

Laporan awal tahun ini mengatakan jumlah tenaga surya bertambah secara global sekitar 50 persen pada 2016 karena Amerika Serikat dan China. Di seluruh dunia, kapasitas tenaga surya mencapai 305 gigawatt, naik dari sekitar 50 gigawatt pada tahun 2010.

Turunnya biaya konversi sinar matahari menjadi energi listrik yang dapat digunakan, menyebabkan penggunaan tenaga surya semakin meningkat. O’Neil optimistis bahwa harga selanjutnya akan semakin turun karena kenaikan skala dan biaya.

"Tidak ada keraguan bahwa biaya akan terus turun," ujarnya. "Sekarang, di seluruh dunia, biaya energi matahari sekitar 8 sen per kilowatt jam, turun 70% sejak 2010, dan biaya tersebut akan terus turun saat kita mengembangkan teknologinya."

O’Neil menjelaskan bahwa REC telah mendekati produksi panel surya sebanyak 30 juta tahun ini yang tersebar di Singapura dan Norwegia. Salah satu teknologi yang REC coba kembangkan adalah panel surya terapung. "Kami sudah melakukan beberapa instalasi skala megawatt," jelasnya.

Tahun lalu, Singapura meluncurkan apa yang diklaim sebagai tempat uji sel surya fotovoltaik terapung terbesar di dunia di salah satu waduknya untuk mempelajari kinerja dan efektivitas biaya teknologi, menurut media setempat. Fotofoltaik (PV) adalah metode untuk menghasilkan energi listrik dengan mengkonversi sinar matahari menjadi listrik menggunakan semikonduktor.

O’Neil mengatakan bahwa usaha tersebut merupakan prospek yang menarik karena dapat ‘melindungi sumber air pada waduk’ dan juga dapat menjadi kelestarian energi pada area permukaan yang ‘tidak produktif’. Air membuat panel surya tetap sejuk dan dapat memproduksi energi secara optimal.

Panel surya terapung akan memainkan peran penting di masa depan mengubah sinar matahari menjadi energi, menurut O`Neil. "Panel surya dapat digunakan di mana saja, sepenuhnya terukur, mudah dipasang. Anda bisa melakukannya di atap, Anda bisa melakukannya di darat, di atas air, hanya satu dari keuntungan matahari," tandasnya.(Antara)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]