Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Oilgas

Monday, March 06, 2017 16:08 WIB

Proyek RDMP Cilacap Bisa Susutkan Minat Investasi Kilang Baru

Ipotnews - Meski investasi yang dilakukan Saudi Aramco pada proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap sangat strategis, di sisi lain dikhawatirkan mengurangi minat investor untuk berinvestasi pada proyek pembangunan kilang baru (new grass root/NGR), seperti kilang Bontang dan kilang Tuban.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menjelaskan sejauh ini disebut-sebut perusahaan nasional Iran dan Rusia sudah berminat untuk mengucurkan investasi pada proyek pembangunan kilang Tuban dan Bontang, namun dengan adanya kesepakatan antara Pertamina dengan Aramco pada proyek RDMP Cilacap, dikhawatirkan akan mengurangi minat kedua negara itu untuk berinvestasi di proyek migas Indonesia.

"Secara kapasitas saya kira yang menjadi masalah, mereka (proyek Tuban dan Bontang) jadi tidak menarik lagi untuk investasi, karena pasarnya tidak terlalu besar seperti halnya kilang Cilacap yang menguasai pasokan seluruh Indonesia," kata Mamit kepada Ipotnews di Jakarta, Senin (6/3).

Meski demikian, lanjut Mamit, tak bisa dimungkiri bahwa kebutuhan untuk pembangunan kilang baru sudah sangat mendesak karena kebutuhan BBM Indonesia perharinya sudah mencapai 1,6 juta Bph. "Ini yang harus dipahami oleh pemerintah, tinggal bagaimana pemerintah bisa memberikan insentif dan kemudahan bagi investor proyek NGR agar investasi yang hasilnya akan lebih kecil dari kilang Cilacap itu menjadi lebih menarik," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, PT Pertamina dan Rosneft, perusahaan migas asal Rusia telah sepakat membentuk joint venture atau perusahaan patungan untuk membangun kilang di Tuban, Jawa Timur. Adapun total investasi pembangunan Kilang Tuban tersebut, diperkirakan mencapai USD13 miliar. Terkait dengan komposisi saham masing-masing, Pertamina disebut-sebut menguasai 55 persen saham dan Rosneft 45 persen.

Sementara itu untuk proyek NGR Bontang, Pertamina hingga kini masih terus mencari mitra strategis dan calon investor untuk bersama-sama menggarap proyek baru tersebut. Perusahaan nasional Iran disebut-sebut sempat menyatakan minatnya untuk investasi pada proyek tersebut. Adapun kebutuhan investasi pada proyek NGR Bontang diprediksi mencapai USD12 miliar-USD15 miliar. Targetnya, kilang baru itu akan mampu mengolah minyak mentah 300 ribu barel per hari.(Sigit)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]