Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Propertyrealestate

Wednesday, January 14, 2015 07:39 WIB

Pertumbuhan Ruang Perkantoran Tahun Ini Bakal Signifikan

Metrotvnews.com, Jakarta: Setelah sempat melambat di tahun 2014 akibat padatnya agenda politik, sektor properti mulai menggeliat kembali di tahun ini, terutama untuk pembangunan gedung perkantoran.

Para investor dan juga pengembang pada tahun lalu menunggu kestabilan kondisi politik di Tanah Air dan menunggu terbentuknya pemerintahan yang baru. "Dibanding tahun 2014, sektor properti secara keseluruhan tahun ini akan semakin tumbuh," ujar Associate Director Colliers International Ferry Salanto di Jakarta, Selasa (13/1/2015).

Ferry mengatakan, tantangan yang harus dihadapi para pelaku usaha di bidang properti adalah kondisi makro ekonomi Indonesia dan ketahanan mata uang rupiah terhadap kondisi ekonomi global. "Fundamental ekonomi kita masih terlalu sensitif terhadap perkembangan ekonomi global. Ekonomi kita perlu dibuat kondusif," kata Ferry.

Subsektor perkantoran diproyeksi akan mengalami penambahan jumlah pasokan di Jakarta pada 2015-2018 sebanyak 3,72 juta meter persegi (m2) menjadi 7,21 juta m2. "Penambahan pasokan perkantoran baru 64 persen berada di kawasan CBD (Central Business District)," ucap dia.

Pada tahun 2014 hanya terdapat tambahan pasokan perkantoran di CBD sebesar 30.500 m2 di kawasan bisnis terpadu (CBD) dari proyeksi tambahan sebesar 191.938 m2. Sementara itu, pada tahun 2015 akan terdapat tambahan pasokan perkantoran di CBD sebanyak 12,6 persen menjadi 5,39 juta m2 dari jumlah pasokan di 2014 sebanyak 4,79 juta m2.

Jumlah pasokan ruang perkantoran paling banyak terdapat di Sudirman sebesar 38,3 persen dan paling sedikit pertambahan pasokan di kawasan Thamrin yang hanya tumbuh 4,8 persen. "Akan ada pasokan sekitar 600 ribu m2 ruang perkantoran baru di kawasan CBD Jakarta," tukasnya.

Sementara itu, untuk total pasokan ruang perkantoran di luar kawasan CBD di luar kawasan TB. Simatupang pada tahun 2015 sebesar 2,9 juta m2 tumbuh 24 persen dari tahun 2014. "Jumlah pasokan di TB Simatupang pada tahun ini sebanyak 690 ribu m2, tumbuh 38 persen dari tahun lalu," tutur dia.

Harga sewa rata-rata ruang perkantoran di kawasan CBD di kuartal IV/2014 sebesar Rp252.905/m2 naik dari kuartal yang sama di tahun sebelumnya Rp227.946/m2. Untuk ruang perkantoran yang disewakan dengan mata uang dollar juga mengalami peningkatan harga di penghujung 2014 dari USD34,46/m2 menjadi USD36,84/m2.

Harga sewa ruang perkantoran di luar CBD juga mengalami peningkatan di tahun 2014 bila dibanding tahun 2013. "Harga sewa kantor di luar CBD sebesar Rp191.750/m2 dan USD21,27/m2. Naik 25 persen dan 15 persen dari tahun 2013," katanya.

Namun, akibat dari pertambahan pasokan ruang perkantoran yang signifikan, Ferry mengatakan akan ada koreksi harga sewa perkantoran. "Pertambahan pasokan menyebabkan tingkat okupansi menurun sehingga harus ada koreksi harga di tahun ini," cetusnya.

Penyerapan ruang perkantoran di CBD pada tahun 2015 diperkirakan hanya 47 persen dari pasokan yang tersedia. "Penyerapan paling banyak terjadi di Sudirman sebesar 31,2 persen," paparnya.

Tren penurunan tingkat okupansi mulai terjadi di akhir tahun lalu dengan total tingkat okupansi 94,4 persen lebih rendah dari tahun 2013 dengan penyerapan sebanyak 96,8 persen. Begitupun dengan okupansi ruang perkantoran non CBD hanya akan terserap 24 persen dan di TB Simatupang sebanyak 38 persen.

"Penyerapan ruang kantor non CBD juga turun di tahun 2014 bila dibandingkan tahun 2013 dari 94,8 persen menjadi 93,3 persen. Di TB Simatupang juga turun dari 96,1 persen menjadi 92,8 persen," ujar dia.

Di kesempatan yang sama, Direktur Perkantoran Colliers International Bagus Adikusumo mengatakan tingkat okupansi perkantoran di tahun ini tergantung pada kondisi makro ekonomi. "Permintaan ruang perkantoran saat ini di kawasan golden triangle (Kuningan, Sudirman, dan Thamrin) sebanyak 300 ribu m2," kata Bagus.

Dengan begitu, total pasokan baru sebanyak 600 ribu di kawasan CBD sudah terserap sekitar 45-50 persen. "Secara keseluruhan tingkat okupansi akan turun menjadi hanya sekitar 91 persen," tukasnya.

Namun, apabila makro ekonomi Indonesia menguat seiring dengan peningkatan PDB, maka tidak akan mempengaruhi tingkat okupansi hingga tahun 2018. "Suplai yang banyak ini berarti akan terjadi koreksi besar pada harga sewa. Namun, semua tergantung pada performa ekonomi di semester I tahun ini," tutur dia.

Untuk meningkatkan permintaan akan ruang perkantoran, para pengelola gedung perlu memberikan keringanan harga sewa. "Tapi gedung yang okupansinya di atas 95-96 persen akan tetap menahan harga," kata dia.

Meskipun begitu, Bagus tetap optimis tingkat okupansi di 2015 akan tetap stabil. "Kita melihat ada aktivitas kuat para perusahaan-perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis dan membutuhkan ruang perkantoran. Saya harap akan terus berlanjut," pungkasnya.
WID

 

http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/01/13/344600/pertumbuhan-ruang-perkantoran-tahun-ini-bakal-signifikan

 

 

Sumber : METROTVNEWS.COM

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]