Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Markets | Bonds

Monday, October 22, 2018 16:19 WIB

Pertumbuhan Ekonomi AS Bisa Mendorong Imbal Hasil US Treasury Hingga 4,5 Persen

Ipotnews - Sikap hawkish Federal Reserve AS dan upaya Departemen Keuangan AS untuk menjaga pasokan pasar obligasi tersuplai mendorong imbal hasil US Treasury ke level tertinggi dalam tujuh tahun. Roda perekonomian yang berputar lebih cepat dapat menyebabkan kenaikan suku bunga acuan yang jauh lebih tinggi.

"Saya menghitung nilai wajar imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun sekitar 4,5 persen," kata Jack Ablin, mitra pendiri dan CIO di Cresset Wealth Advisors. "Secara historis, Treasury 10-tahun cenderung akan melacak PDB nominal, sedangkan suku bunga overnight funds cenderung melacak PDB riil," imbuhnya seperti dikutip CNBC, Senin (22/10).

Kenaikan suku bunga dapat mengerem pertumbuhan, menaikkan biaya pinjaman bagi konsumen dan menaikkan biaya utang bagi perusahaan.

Berdasarkan perhitungan Ablin, tingkat pertumbuhan ekonomi riil AS sebesar 2,5 persen dan dengan laju tingkat inflasi sekitar 2 persen, maka PDB nominal menjadi 4,5 persen. Ablin berpendapat, imbal hasil US Treasury 10 tahun kira-kira akan sama dengan angka itu.

Jika itu terjadi, maka imbal hasil US Treasury 10 tahun akan melambung ke level tertinggi sejak Oktober 2007.

Imbal hasil bisa melonjak ke tingkat tersebut setelah bank sentral global bergerak lebih agresif untuk menguras pasar keuangan dari kelebihan uang tunai. Bersaman dengan itu, para pembuat kebijakan dunia perlahan-lahan meninggalkan kebijakan moneter era krisis, dengan menjaga agar harga obligasi tetap tinggi dan imbal hasil rendah dengan mengurangi pembelian obligasi.

"Kita masih memiliki sistem kebijakan moneter krisis," kata Ablin. "Bank Sentral Eropa dan Bank of Japan masih menaruh uang dengan membeli. Bahkan, masih ada USD6,5 triliun dari obligasi global yang beradadi bawah nol," ujarnya.

Selain itu, kata Ablin, The Fed juga masih cenderung dovish dibandingkan dengan norma historisnya, bahkan setelah menaikkan suku bunga pada September lalu. Suku bunga eThe Fed efektif masih sekitar 2,2 persen, di bawah rata-rata 60 tahun sebesar 5 persen. Tapi itu pun tak dapat mencegah Presiden Donald Trump untuk mencerca bank sentral sebagai "musuh" nya, dan mengatakan dia kecewa dengan kebijakan the Fed.

Kenaikansuku bunga menghantui pasar ekuitas pada bulan Oktober, sebuah tren yang Ablin perkirakan akan berlanjut. "Ini akan menjadi penghambat para pengambil risiko, yang telah menikmati status selama 10 tahun terakhir," katanya.

Indeks S&P 500 sudah mengalami reli 315 persen selama sembilan tahun. Selama periode tersebut imbal hasil US Treasury 10 tahun mencapai rekor terendah 1,36 persen.

"Suku bunga yang lebih tinggi akan merugikan. Dengan alasan yang sama, suku bunga rendah secara artifisial telah membuat orang keluar dari perlindungannya pada 2009, dan mengendap-endap kembali ke pasar perumahan dan pasar investasi," kata Ablin.

Ablin mengatakan lonjakan imbal hasil hingga 4,5 persen dapat terjadi dengan cepat dan tak terduga. Perkiraan konservatif akan mencapai 4 persen pada akhir 2019. (CNBC/kk)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]