Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Politics

Thursday, March 10, 2016 14:03 WIB

Pemerintah Pastikan Kuasai Saham BUMN

Jakarta – Tidak pantang menyerah, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan terus berupaya untuk mengundang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjadi perusahaan publik dengan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing pasar modal dan meningkatkan likuiditas pasar.

Namun demikian hal ini tidak berjalan mudah, layaknya seperti perusahaan swasta go public. Pasalnya, masih ada penilaian yang salah dari masyarakat bila nanti BUMN listing akan dimiliki oleh asing. Merespon hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat angkat bicara.

Menurut Samsul, jika BUMN masuk ke pasar modal, maka perusahaan tersebut mencoba memeratakan kepemilikan. Jadi, nantinya masyarakat secara luas dapat ikut memiliki saham tersebut namun, pengendalian tetap di tangan pemerintah. Sehingga, bukan dimiliki asing."Kegiatan IPO ini lebih memeratakan kepemilikan. Sebagian BUMN yang tercatat rata-rata punya performa yang baik. Kita mencoba agar domestik invetor banyak membeli saham-saham indonesia. Kalo selama ini kurang maka penawarannya lebih ke asing," jelasnya di Jakarta, kemarin.

Dia menuturkan, keuntungan yang akan diperoleh jika BUMN listing di pasar modal, maka akan menimbulkan rasa kepercayaan investor. Hal tersbeut dapat berimbas pada kemudahan dan akses perusahan plat merah untuk mencari dana."Kalau pemerintah ingin melepas kan menimbulkan kepercayaan untuk investor asing. Kalau ketertarikan asing kan akan jadi sinyal postif. Potensi keuntungan di Indoensia besar sekali," tukasnya.

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto mengakui, pelaksanaan penawaran saham perdana BUMN harus melewati politik sehingga prosesnya cukup panjang. Maka untuk mensiasati kekosongan tersebut, pemerintah perlu mendorong anak usaha BUMN untuk IPO." IPO anak usaha BUMN relatif mudah karena tanpa harus persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)."ujarnya.

Menurutnya, dengan anak usaha BUMN IPO juga berdampak positif untuk pasar modal Indonesia. Apalagi saham perusahaan yang berkaitan dengan BUMN juga diminati investor."Saham BUMN sangat diminati. Perusahaan BUMN rutin bagi dividen. Dengan mereka melakukan IPO juga mendorong BUMN melaksanakan good corporate governance (GCG) dan kapitalisasi pasar saham juga meningkat."kata David.

Seperti diketahui, saat ini ada sejumlah anak usaha BUMN yang telah melakukan IPO. Anak usaha BUMN itu antara lain PT PP Property Tbk (PPRO) [159 -1 (-0,6%)], PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) [460 -4 (-0,9%)]. Tak berhenti di situ, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) [1,730 -35 (-2,0%)] pun sedang mengkaji dua anak usahanya untuk melakukan IPO antara lain PT Wijaya Karya Realty Tbk dan PT Wika Gedung.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk Suradi Wongso menuturkan, kedua anak usaha WIKA [1,730 -35 (-2,0%)] tersebut didorong IPO mengingat kontribusi cukup baik ke perseroan. PT Wijaya Karya Realty diperkirakan dapat melakukan IPO pada kuartal IV 2016."Saat ini IPO Wika Realty masih tahap kajian financial advisor. Jumlah saham dilepas sekitar 30%, dan target nilainya masih dikaji," kata Suradi. (bani)

http://www.neraca.co.id/article/66598/pemerintah-pastikan-kuasai-saham-bumn-ketika-bumn-go-public

 

 

Sumber : NERACA.CO.ID

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]