Home | News & Opinion | Market Data  
Markets | Commodities

Tuesday, October 23, 2018 16:35 WIB

Pasar Ekuitas Asia Berguguran, Emas Bergerak Lebih Tinggi

Ipotnews - Harga emas menguat, Selasa petang, setelah saham Asia tertahan karena kekhawatiran mengenai ketegangan politik antara Arab Saudi dan kekuatan Barat, ketidakpastian seputar Brexit dan anggaran Italia, memperkuat daya tarik safe haven logam itu.

Harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi USD1.231,40 per ounce pada pukul 07.43 GMT, demikian laporan Reuters, di Bengaluru, Selasa (23/10). Pada 15 Oktober, bullion menyentuh level tertinggi sejak 26 Juli di posisi USD1.233,26 per ounce.

Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat meningkat 0,8 persen menjadi USD1.234,50 per ounce.

"Ketegangan geopolitik terus meningkat dan mendorong pembelian safe-haven kembali ke pasar emas," kata analis ANZ, Daniel Hynes.

Saham Asia merosot di tengah sejumlah sentimen negatif mulai dari isolasi diplomatik Arab Saudi hingga kekhawatiran baru tentang perang perdagangan, dengan MSCI, indeks saham Asia Pasifik di luar Jepang, anjlok dua persen.

"Masih ada permintaan yang kuat (untuk emas) dan ini menjaga harga tetap positif. Ketegangan yang terus berlanjut antara Amerika dan Arab Saudi serta gambaran buruk dari pertumbuhan ekonomi global berada di belakang pergerakan saat ini," tutur analis Think Markets Inggris, Naeem Aslam.

Saat ini, pasar akan mencermati pidato Presiden Turki Tayyip Erdogan, setelah sebelumnya mengatakan dia akan merilis informasi tentang penyelidikan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Sementara itu, Komisi Eropa juga akan membahas dan memutuskan, Selasa, langkah selanjutnya dalam prosedur untuk menilai RAPBN 2019 Italia.

Laju cepat short-covering dalam dua pekan terakhir membantu mengangkat harga emas, dengan volatilitas dalam aset berisiko, dan kekhawatiran atas perang perdagangan memperkuat permintaan, menurut Jordan Eliseo, ekonom ABC Bullion.

"Kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan global juga dapat mendukung logam tersebut, terutama jika pasar mendapatkan tanda bahwa Federal Reserve dapat memperlambat laju pengetatan kebijakan moneter mereka, dengan potensi lebih banyak short-covering secara substansial dalam beberapa pekan ke depan," tutur Eliseo.

Logam kuning itu anjlok lebih dari 10 persen dari level tertinggi April setelah para investor lebih memilih dolar ketika perang perdagangan Amerika-China menggeliat dengan latar belakang suku bunga The fed yang lebih tinggi.

Di sisi lain, kepemilikan pada ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik 0,28 persen menjadi 747,88 ton pada sesi Senin.

Palladium melonjak satu persen menjadi USD1.134,70 per ounce setelah menandai tingkat tertinggi sembilan bulan yang baru, yakni USD1.135,80 pada awal sesi.

Palladium melesat hampir empat persen, Senin, karena investor mengkhawatirkan dampak dari setiap sanksi terhadap Rusia, produsen utama logam itu, analis ANZ mengatakan dalam sebuah catatan penelitian.

"Rencana Amerika untuk menarik diri dari perjanjian pakta senjata nuklir dengan Rusia pada akhirnya dapat berdampak terhadap penjualan palladium saat pasar sangat ketat," jelas ANZ.

Di antara logam lainnya, perak naik 0,5 persen menjadi USD14,68 per ounce, sedangkan platinum bertambah 0,7 persen jadi USD825,60 per ounce. (ef)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]