Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Politics

Thursday, May 10, 2018 13:21 WIB

Najib Klaim Tak Ada Pemenang Pemilu, Serahkan Penunjukan PM Kepada Raja

Ipotnews - Najib Razak meragukan mantan mentor yang kini menjadi rivalnya, Mahathir Mohamad, akan bisa menggantikannya sebagai perdana menteri. Bukan karena Dr M - sapaan Mahathir - berusia tua (92 tahun), melainkan karena keabsahan kelompok aliansi Pakatan Harapan terdaftar sebagai koalisi dalam pemilu Rabu (9/5), yang dimenangkan aliansi tersebut.

Najib, Kamis (10/5), mengaku menerima "pilihan rakyat" yang menempatkan Barisan Nasional pimpinannya hanya 79 kursi dari 222 kursi parlemen yang diperebutkan. Sedangkan Pakatan Harapan (Aliansi Harapan) yang terdiri dari 4 partai, memenangkan 113 kursi, sehingga memiliki suara mayoritas untuk membentuk pemerintahan.

Mahathir, yang memimpin Barisan Nasional dan memerintah Malaysia era 1981-2003, menyatakan ia berharap pelantikan dirinya bisa dilakukan pada Kamis hari ini, namun sumber di Kerajaan menyatakan Raja tak akan memutuskan siapa yang akan menjadi PM hari ini.

Tak heran, Najib kemudian membuat klaim bahwa tidak ada satupun partai yang memenangkan mayoritas kursi di parlemen, sehingga keputusan siapa yang akan menjadi perdana menteri diserahkan kepada Raja.

Najib mengklaim, Pakatan Harapan tidak terdaftar secara resmi sebagai koalisi pada pemilu kemarin. Dari empat partai yang ada di Pakatan Harapan, pemilik suara terbanyak adalah Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin istri mantan Deputi PM Anwar Ibrahim yang kini dipenjara, Wan Azizah Wan Ismail.

Para analis mengartikan ucapan Najib bisa berarti, jika pun Pakatan Harapan membentuk pemerintahan, maka yang menjadi perdana menteri adalah Wan Azizah, bukan Dr M. Atau, Najib ingin mencoba menyatakan bahwa partai yang ia pimpin - Organisasi Nasional Melayu (UMNO) - yang menyumbang 54 kursi di Barisan Nasional adalah pemilik kursi terbanyak, dibandingkan 42 kursi yang disumbangkan PKR ke Pakatan Harapan.

UMNO adalah partai yang dominan dalam koalisi Barisan Nasional, yang telah memerintah Malaysia tanpa jeda selama enam dekade sejak kemerdekaan dari Inggris. Dan pada pemilu kemarin Koalisi Barisan Nasional hanya mengamankan 79 kursi.

Komentar Najib tentang masalah siapa yang menggantikannya menambah ketidakpastian setelah seorang juru bicara istana raja mengatakan Mahathir tidak akan dilantik sebagai perdana menteri pada hari Kamis ini.

Sebenarnya tak begitu besar rakyat yang mengharapkan Mahathir bisa menang melawan koalisi Barisan Nasional yang telah lama mengandalkan dukungan dari mayoritas etnis Melayu di negara itu. Namun, Mahathir bergandengan tangan dengan Anwar - yang dulu juga menjadi anak didiknya sebelum ia depak - dan bersama aliansi mengeksploitasi kekecewaan publik terhadap tingginya biaya hidup dan skandal korupsi yang membebani Najib sejak 2015.

Mahathir telah berjanji untuk mengupayakan pengampunan kerajaan untuk Anwar jika mereka memenangkan pemilihan dan, setelah Anwar bebas, Mahathir akan mengundurkan diri menyerahkan kursi PM kepada Anwar.

Pasar kecewa

Hasil pemilu kemarin mencengangkan pasar, yang berharap tetap dimenangkan Barisan Nasional. Ringgit langsung melemah pada Kamis ini, sementara pasar saham tutup hingga Jumat setelah Mahathir mengumumkan libur nasional dua hari setelah kemenangannya.

Saat kampanye, Mahathir berjanji untuk membalikkan pajak barang dan jasa (GST) yang diperkenalkan oleh Najib selama 100 hari pertamanya berkuasa dan meninjau investasi asing.

Lembaga pemeringkat global Moody's mengatakan beberapa janji kampanyenya, termasuk GST dan reintroduksi subsidi bahan bakar, bisa menjadi kredit negatif untuk peringkat utang pemerintah Malaysia.

Mahathir pernah menjadi mentor Najib tetapi mereka bentrok setelah perbedaan mengenai skandal korupsi 1MDB, di mana miliaran dolar diduga tersedot ke luar negeri.

Skandal ini sedang diselidiki oleh setidaknya enam negara, meskipun Jaksa Agung Malaysia membersihkan naman Najib dari kesalahan apa pun.

Mahathir bersumpah untuk menyelidiki skandal itu jika terpilih dan membawa dananya kembali ke Malaysia.(Reuters)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]