Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Opinions

Monday, January 26, 2015 07:11 WIB

Morning Brief: Tren Penguatan Bursa Global Tertahan, IHSG Masih Berpotensi Bullish

Ipotnews - Setelah berhasil menembus all time high pada pekan lalu, sejumlah analis memprediksikan laju IHSG pada awal pekan ini masih berpotensi bullish. Namun laju IHSG masih bisa terhambat oleh aksi profit taking.

Hiruk pikuk politik di dalam negeri terkit perseteruan Polri dan KPK, serta terhambatnya tren positif laju pasar global pasca pengumuman stimulus Bank Sentral Eropa oleh pelemahan bursa AS, juga berpotensi menghambat laju IHSG. Sejumlah analis merekomendasikan saham-saham emiten di sektor perbankan, semen, dan properti untuk dikoleksi.

Tim riset Indo Premier berpendapat, kembali melemahnya harga minyak dunia akan menjadi tekanan bagi pergerakan pasar. Indeks harga saham gabungan diprediksi akan bergerak mixed dengan dengan kecendrungan melemah, support 5.295 dan resist 5.340. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:MPPA [MPPA 348 16 (+4,8%)], ASII [ASII 7,600 -100 (-1,3%)], BMRI [BMRI 7,200 -125 (-1,7%)], dan GGRM [GGRM 81,900 -1100 (-1,3%)].

Sentimen positif yang dihembuskan Bank Sentral Eropa (ECB) akhir pekan lalu, tak berlanjut ke Wall Street. Lonjakan indeks harga saham di bursa Asia dan Eropa terhenti di bursa saham di belahan Amerika.

Harga saham-saham utama AS berjatuhan pada Jumat pekan lalu. Indeks S&P 500 menyusut 0,55%, turun 11,33 poin menjadi 2.051,82, digembosi oleh penilaian investor akan data ekonomi, biaya energi dan penurunan kinerja sejumlah perusahaan besar. Indeks manufaktur AS bulan Januari turun ke posisi 53,7 dibanding periode bulan sebelumnya 53,9 poin. Pukulan terberat dialami saham-saham perusahaan penghasil bahan mentah dan sektor tekomunikasi.

Indeks Dow Jones Industrial melorot 141,38 poin, 0,8 persen, menjadi 17.672,60 digempur oleh kerugian Exxon Mobil sebagai salah satu saham blue-chips peringkat atas. Hanya Indeks Nasdaq yang masih mampu mendaki 7,48 poin, 0,2 persen, menjadi 4.757,88.

Pada hari itu (Jumat,23/1) dari setiap kenaikan harga tiga saham, hampir empat saham mengalami penurunan di New York Stock Exchange. Sekitar 785 juta lembar saham berpindah tangan.

Kejatuhan harga saham-saham produsen penghasil bahan mentah juga menyeret indeks saham Brazil, Ibovespa, ke zona merah. Turun 1,3 persen dan ditutup di angka 48.775,3. Lima pulah tiga dari 68 saham yang aktif diperdagangkan masuk ke zona merah.

Eropa dan Asia

Kondisi tersebut bertolak belakang dengan kejayaan bursa saham Eropa, yang membukukan kinerja mingguan terbaik sejak Desember 2011. Indeks Stoxx Europ 600 naik 1,7 persen menjadi 370,37, level tertinggi sejak Desember 2007, melambung 5,1 persen sepanjang pekan lalu. Hampir semua pasar Eropa Barat, mengalami kenaikan indeks. Indeks FTSE 100 Inggris naik 0,53 persen menjadi 6.832,83. DAX 30 Jerman dan CAC 40 Perancis naik 2,05 persen dan 1,93 persen. IBEX Spanyol tumbuh 0,7 persen, Swiss naik 2 persen.

Bursa Asia juga ditutup meriah. Indeks saham Jepang, Nikkei 225 naik 1,05 persen menjadi 17.511,75, dan Topix nai 0,99 persen menjadi 1.403,22. Indeks Hang Seng, Hongkong, naik 1,34 persen menjadi 24.850,45. Indeks Shanghai Composite, China naik 0,25 persen menjadi 3.351,76. Sedangkan IHSG melambung mencatatkan rekor baru 5.323, menguat 1,34 persen.

Nilai Tukar

Akhir pekan kemarin pasar valuta asing diwarnai oleh rontoknya nilai tukar euro terhadap 27 mata uang dari 30 mata uang mitra dagangnya, pasc a pengumuman rencana pembelian obligasi oleh ECB. Nilai tukar euro terhadap dolar AS melorot 3,1 persen menjadi US$1,1204 dan sempat menyentuh US$1,1115, terendah sejak September 2003.

Sedangkan nilai tukar dolar AS terhadap 10 mata uang utama dunia baik 1,9 persen menjadi 1,161,31 menurut Indeks Bloomberg Dollar Spot. Nilai tukar rupiah terhadap dolar menguat 0,23 persen menjadi Rp 12.459 per dolar AS.

Nilai Tukar Mata Uang

Currencies

Last

Chaange

% Chg

EUR - USD

1.1204

-0.0162

-1.43%

GBP - USD

1.4989

-0.0021

-0.14%

USD - JPY

USD-JPY

117.7700

-0.7200

USD - IDR

12,459.0000

-28.5000

-0.23%

Sumber : Bloomberg,25/1/2015 

Minyak Mentah

Kabar wafatnya pempimpin Arab Saudi Raja Abdullah sempat membuat harga minyak mentah dunia melambung 3,1 persen, dengan ekspektasi bahwa pewaris tahta Pangeran Salman bakal mengubah kebijakan minyak Arab Saudi sebagai produsen minyak  terbesar dunia. Namun harga minyak mentah turun kembali setelah Salman menyatakan akan mempertahankan kebijakan pendahulunya. Harga WTI tergelincir 1,55 persen dan Brent turun 0,56 persen untuk penyerahan Maret  mendatang.

Harga minyak mentah

Commodity

Units

Price

Change

% Change

Contract

Crude Oil (WTI)

USD/bbl.

45.59

-0.72

-1.55%

Mar 15

Crude Oil (Brent)

USD/bbl.

48.79

+0.27

+0.56%

Mar 15

Sumber: Bloomberg,25/1/2015

Emas

Harga emas di akhir pekan lalu melorot, mengakhiiri reli selama tiga pekan setelah Goldman Sachs Group Inc. mengatakana bahwa inflasi rendah dan suku bunga AS yang lebih tinggi akan menekan harga emas sepanjang 2015. Harga emas diperkirakan akan tertahan pada level harga saat ini hingga beberapa bulan ke depan kerena lebih rendahnya data ekonomi AS, dan lebih banyak stimulus ECB dibanding perkiraan.

Harga emas 

 

Units

Price

Change

% Change

Contract

COMEX Gold

USD/t oz.

1,292.60

-8.10

-0.62%

Feb 15

TOCOM Gold

JPY/g

4,888.00

-34.00

-0.69%

Dec 15

Gold Spot

USD/t oz.

1,294.08

-8.17

-0.63%

N/A

Sumber : Bloomberg,25/1/2015

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]