Home | News & Opinion | Market Data  
Tips

Tuesday, February 02, 2016 16:25 WIB

Menghindari Volatilitas Pasar

Kata yang dapat mewakili pasar keuangan global belakangan ini adalah: volatile. Aksi jual saham berlangsung agresif hampir sepanjang pekan karena kekhawatiran akibat kejatuhan harga minyak, penurunan estimasi pendapatan AS, pelambatan pertumbuhan China dan global. Aksi jual juga mreontokkan harga saham di bursa Jepangm Inggris, Perancis.

Namun tiba-tiba, pasar mengalami rebound cukup kuat dalam sepekan kemudian, berkat pernyataan bank sentral Eropa, dan Jepang yang akan melanjutkan pelonggaran kebijakan moneternya.

Volatilitas bursa akan memicu banyak investor untuk keluar dari bursa saham, namun pertenyaannnya: Kemana mereka pergi?

Dalam kondisi normal, ketika volatilitas disebabkan oleh kekhawatiran akan pertumbuhan, para investor AS akan merelokasi asetnya ke aset-aset yag lebih defensif, atau secara ekonomi tidak termasuk bagian yang sensitif terhadap gejolak pasar AS. Misalnya, sektor utilitas, konsumsi bahan pokok dan seringakli telekomunikasi.

Logika tradisional dari pemilihan sektor-sektor ini adalah karena lebih sedikit terekspos pada leju pertumbuhan ekonomi. Olah karena itu pendapatan sektor-sektor ini seharusnya lebih baik ketika terjadi pelemanahan ekonomi. Kendati demikian pendekatan ini tidak berlaku lagi saat ini, karena volatilitas terutama disebabkan oleh permasalahan eksternal, misalnya: China.

Masalah pelik selanjutnya adalah karena setelah bertahun-tahun investor menyukai sektor-sektor tertentu lantaran dividennya, banyak saham di sektor tersebut yang harganya menjadi mahal. Pada akhirnya, ketika volatilitas mulai stabil kembal idan suku bunga sedikit meningkat, saham-saham defensif itu akan menjadi rentan.

Oleh karena itu, daripada hanya fokus pada sektor defensif, investor bisa melakukan pendekatan terhadap kekacauan yang sedang terjadi, dengan persoektif berbeda. Investor sebaiknya fokus pada tiga strategi investasi berikut:

Reksa dana volatilitas minimum

Sesuai namanya, reksa dana volatilias minimum secara eksplisit dirancang untuk membantu mitigasi dampak gejolak pasar dengan berfokus pada sekuritas yang tidak terlalu fluktuatif. Pendekatan ini, sesuai rancangannya, banyak menampung sekuritas yang tidak terlalu volatile. Biasanya berupa ekuitas perusahaan dengan arus pendapatan yang stabil sehingga bisa bertahan lebih baik selama ada tekanan penurunan pasar.

Meningkatkan kualitas

Investor juga perlu mempertimbangkan untuk menambah kualitas portofolionya, apakah melalui ETF atau reksa dana aktif yang fokus pada perusahaan dengan beberapa karakteristik berikut: pendapatan yang konsisten, ekuitas dengan hasil tinggi (ROE) dan leverage rendah. Terutama, perusahaan berkualitas yang biasanya mempunyai nama dengan momentum yang bagus, dan semakin populer ketika volatilitas pasar meningkat.

Kelompok aset non-tradisional

Akhirnya, investor perlu mempertimbangkan untuk memperbesar definisinya tentang saham dengan mulai "menimbun modal" melalui preferred stocks. Meskipun saham-saham itu tersebut belum mempunyai potensi kenaikan yang sama seperti saham biasa, preferred stocks biasanya mempunyai volatilitas yang lebih kecil.

Perusahaan penerbit preferred stocks, sebagian besar adalah perbankan dan perusahaan keuangan lainnya. Dengan adanya regulasi yang ketat, sektor keuangan seringkali dinilai mempunyai lebih sedikit beban keuangan dan lebih aman.

Patut diperhatikan, strategi di atas cenderung tidak menghasilkan imbal hasil yang masif. Pendekatan yang lebih baik, bisa dengan mencari sektor-sektor dengan hasil yang moderat dan volatilitas yang lebih rendah, dengan fokus pada konstruksi portofolio, eksposur risiko dan kelompok aset non-tradisional.

Sumber: investopedia.com

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]