Konsep Kedaulatan Pangan Hanya Fokus Pada Hasil Produksi, Petani Terlupakan
Ipotnews - Program kedaulatan pangan yang digaungkan pemerintah hingga saat ini dinilai masih sebatas fokus pada hasil produksi, belum menyentuh tingkat kesejahteraan petani.
Pasalnya, kehidupan petani sebagai produsen produk pertanian justru masih sangat memprihatinkan, dan berada di garis kemiskinan.
"Kemiskinan di wilayah perdesaan masih cukup besar, sekitar 17,7 juta pada 2014. Rata-rata adalah petani," kata Koordinator Pokja Beras Aliansi untuk Desa Sejahtera (ADS), Said Abdullah, dalam diskusi Kedaulatan Pangan di Jakarta, Rabu (30/12).
"Lalu kita lihat pada 2008, kondisi masyarakat yang rawan pangan sebanyak 35,71 juta, nah sekarang justru meningkat jadi 47 juta."
Konsep kedaulatan pangan yang hanya terfokus pada upaya peningkatan produksi bisa dibuktikan dengan bagaimana pemerintah mengucurkan anggaran untuk pembangunan irigasi, pemberian alat pertanian dan lainnya. Sementara dari sekian banyak program kegiatan itu belum sepenuhnya langsung menyentuh kesejahteraan petani.
"Padahal anggaran Kementerian Pertanian sebesar Rp75,91 triliun dari 2010-2014. Kalau kita lihat kenaikan produksi padi hanya 0,6 persen, jadi sangat kecil, itu belum tanaman holtikultura yang lain," tutur Said.
Dia tidak menampik bahwa bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat cukup baik. Namun masih dibutuhkan upaya lain agar kehidupan petani berubah.
Terlebih saat panen raya, rata-rata harga produk pertanian justru mengalami penurunan. Dan di saat bersamaan, sebenarnya petani berharap bisa mendapatkan margin lebih saat panen tersebut.
"Kalau pemerintah menyatakan kedaulatan pangan, petani bisa jadi ujung tombaknya. Niat Pak Menteri Pertanian baik, tetapi enggak cukup, harus diikuti dengan cara yang baik lainnya (yang dapat mensejahterakan petani secara langsung)," ucap Said. (Sigit/ef)
