Home | News & Opinion | Market Data  
Markets | Currencies

Tuesday, October 23, 2018 15:45 WIB

Jelang Pembahasan Anggaran Italia, Euro Jatuh ke Level Terendah Dua Bulan

Ipotnews - Euro jatuh ke level terendah dua bulan, Selasa, sebelum pertemuan Komisi Eropa terkait anggaran Italia, yang bisa mendorong Brussels mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menolaknya dan menuntut perubahan.

Perselisihan tentang RAPBN Italia dan keraguan mengenai kepemimpinan Perdana Menteri Inggris, yang terperosok dalam kebuntuan perundingan Brexit, menandakan investor terfokus pada kemungkinan gejolak politik lebih lanjut di Eropa.

Hal itu berkontribusi terhadap penghindaran risiko (risk aversion) secara luas, dengan mata uang safe-haven seperti yen Jepang dan franc Swiss mencatatkan penguatan, sedangkan mata uang berimbal hasil lebih tinggi, seperti dolar Australia dan Selandia Baru melemah, demikian laporan Reuters, di London, Selasa (23/10).

Kekhawatiran tentang RAPBN Italia menimbulkan keraguan mengenai rencana Bank Sentral Eropa untuk menaikkan suku bunga pada musim panas mendatang, dan itu membebani euro. Pada sesi Selasa, euro melemah 0,2 persen menjadi USD1,4390, mendekati level terendah dua bulan USD1,4325 yang dicapai pada 9 Oktober.

Imbal hasil obligasi Italia melesat sebelum pertemuan tersebut. Mario Centeno, Kepala Eurogroup, Senin, mengatakan dia yakin kesepakatan bisa dicapai.

"Prospek dari normalisasi kebijakan moneter adalah alasan utama mengapa euro bisa menguat selama setahun terakhir. Namun, ada risiko yang meningkat bahwa dukungan ini sekarang akan runtuh," kata analis Commerzbank, Thu Lan Nguyen.

Ketegangan cenderung meningkat antara Roma dan Brussels, terutama jika Dewan Eropa merilis "Prosedur Defisit Berlebihan" terhadap Italia, tutur Philip Wee, analis DBS.

"Ini akan mengharuskan Italia untuk menyediakan rencana tindakan korektif untuk mengendalikan utang publik yang besar, saat ini mencapai 130 persen dari PDB vs aturan Maastricht 60 persen," ucap Wee.

Indeks dolar, ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik ke level tertinggi dua bulan 96,158 dan diperdagangkan menguat 0,1 persen.

Itu karena gejolak di benua Eropa dan ekspektasi bahwa ekonomi Amerika yang kuat akan mendorong Federal Reserve menaikkan suku lebih cepat daripada yang diasumsikan.

Poundsterling menguat 0,2 persen menjadi USD1,3 setelah jatuh, Senin, karena kekhawatiran masalah perbatasan Irlandia dan perselisihan di tubuh Partai Konservatif—pemegang tampuk kekuasaan di Inggris—seputar Brexit bisa memicu Perdana Menteri Theresa May menghadapi tantangan kepemimpinan yang serius.

Dolar melemah 0,4 persen terhadap yen untuk diperdagangkan pada posisi 112,32 yen. Dolar Australia kehilangan 0,1 persen terhadap greenback pada perdagangan Selasa, menjadi USD0,7089. Dolar Australia melemah 0,6 persen, Senin. (ef)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]