Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | LIFESTYLE

Thursday, September 28, 2017 20:00 WIB

Investasi di Saham Naik, Orang Kaya Dunia Bertambah 8,2 Persen Tahun Lalu

Ipotnews - Jumlah miliarder dunia naik hampir 8,2 persen tahun lalu menjadi 16,5 juta orang dengan total kekayaan USD63,5 triliun. Demikian menurut sebuah laporan yang disusun perusahaan konsultan global, Capgemini.

Konsultan tersebut mengkategorikan seorang individu sebagai miliarder jika memiliki aset yang diinvestasikan sebesar USD1 juta atau lebih, tidak termasuk tempat tinggal utama, barang koleksi, atau barang yang dipakai. Hasilnya, pada 2016, terdapat 16,5 juta individu di seluruh dunia yang berhak menyandang gelar miliarder. Jumlah kekayaan total para orang kaya dunia ini pada 2025 akan melampaui USD100 triliun.

Dari sisi negara, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan China menyumbang hampir dua pertiga dari total jumlah orang kaya dunia itu. Di Amerika Serikat jumlah jutawan naik menjadi 4,8 juta dari 4,46 juta individu, sementara di China naik menjadi 1,13 juta dari 1 juta individu.

Asia Pasifik, Eropa dan Amerika Utara berkontribusi sama terhadap kenaikan kekayaan, dengan Rusia, Brazil dan Kanada membalikkan arah dari penurunan setahun yang lalu, laporan tersebut menunjukkan. Rusia, yang dibantu oleh rebound di pasar sahamnya, jumlah miliarder dan kekayaannya tumbuh sekitar 20 persen. Prancis melampaui Inggris dalam lima besar dalam hal jumlah miliarder, dibantu oleh pemulihan di bidang real estat, sementara Swedia menggeser Singapura - yang mengalami penurunan di pasar ekuitas - dari 25 besar.

Survei terhadap kepemilikan aset keuangan para miliarder menunjukkan bahwa mereka memegang 31,1 persen saham pada kuartal kedua 2017, dibandingkan dengan 24,8 persen pada 2016. Hal ini membuat pendapatan tetap bertahan stabil di level 18 persen, sementara kas tumbuh menjadi 27,3 persen dari 23,5 persen. Investasi alternatif lainnya seperti hedge fund, derivatif, valuta asing, komoditas dan ekuitas swasta, turun menjadi 9,7 persen dari 15,7 persen.

Pertumbuhan global yang kuat, ditambah dengan likuiditas yang besar setelah bertahun-tahun mengalami stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh bank sentral global, telah mendorong pasar saham di seluruh dunia mencatat rekor tertinggi.

Di sisi lain, investor mewaspadai risiko geopolitik, dengan ketegangan meningkat antara Amerika Serikat dan Korea Utara, dan tidak yakin akan konsekuensi kebijakan suku bunga yang dikeluarkan The Federal Reserve. Para miliarder melihat pengembalian portofolio akan mencapai 24,3 persen.(Reuters/Cathy)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]