Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | LIFESTYLE

Thursday, September 14, 2017 19:15 WIB

Internet dan Industri Startup Bawa Revolusi Pola Perjodohan di India

Ipotnews - India terkenal sebagai negara yang konservatif secara sosial, di mana perkawinan lebih sering diatur oleh pihak keluarga. Namun di era globalisasi yang didukung akses Internet yang lebih cepat dan murah ke seluruh wilayah India, menimbulkan efek yang sebelumnya tidak pernah terjadi, yaitu perjodohan online.

Konektivitas seluler yang meluas, memungkinkan bagi warga pedesaan untuk online sehingga memudahkan mereka untuk menemukan calon pasangan yang cocok dari berbagai pelosok negeri. Hal itu meningkatkan permintaan layanan cyber seperti Matrimony.com Ltd, Jeevansathi dan Shaadi.com, platform yang mengoperasikan database materi perkawinan yang dapat ditelusuri.

Dengan sekitar 450 juta pengguna Internet bergerak, revolusi teknologi informasi India mengubah pasar perkawinan, yang secara tradisional didominasi oleh negosiator dan perantara pernikahan, serta iklan di surat kabar, meskipun demikian layanan perjodohan online tersebut masih dianggap melanggar batas.

Seperti dikutip Bloomberg, Kamis (14/09), Ken Research Pvt Ltd mengatakan dalam sebuah laporan tahun lalu bahwa pendapatan dari industri pemula berkembang rata-rata 21% per-tahun dari tahun 2010 sampai 2015, dan akan mencapai 20,6 miliar rupee (sekitar $322 juta) pada tahun 2020.

Matrimony.com, yang membuka penawaran umum perdana pada hari Senin lalu, menambahkan 3 juta profil pengguna tahun lalu, di mana 40 persennya berada di daerah semi perkotaan. Tiga perempat profil yang ditambahkan ke basis data perusahaan yang berbasis di Chennai pada kuartal yang berakhir 30 Juni diupload dari sebuah smartphone, dibantu oleh handset yang lebih murah, koneksi Internet yang lebih cepat, dan perangkat tambahan aplikasi seluler.

"Kami berharap tren terus berlanjut dan alasan tersebut akan membantu lebih banyak orang datang ke platform kami," kata Murugavel Janakiraman, pendiri dan CEO Matrimony.com, dalam sebuah wawancara. Pasar pernikahan di India, termasuk layanan perjodohan, tempat sewa, katering, dekorasi dan fotografi, bernilai sekitar $54 miliar per-tahun.

Guna meningkatkan koneksi ke jaringan seluler generasi keempat di daerah pedalaman India, sebuah perusahaan bernama Reliance Jio Infocomm milik orang terkaya India, Mukesh Ambani, mulai bulan Juli menawarkan handset yang didukung data disebut ‘JioPhones’ seharga 1.500 rupee dengan tarif bulanan seharga 153 rupee. Kisaran harga tersebut juga diikuti Bharti Airtel Ltd, hanya belum termasuk biaya data.

"Baru-baru ini dengan diluncurkannya Jio, kami telah melihat peningkatan penetrasi yang besar di pasar Jio," kata Wakil Presiden Senior Jeevansathi.com, Rohan Mathur, dalam sebuah wawancara di kantornya di New Delhi. "Peningkatan penetrasi Internet yang sangat besar ini menyebabkan sejumlah besar pengguna online."

Perubahan pasar perkawinan ini memiliki efek majemuk, karena lebih banyak pengguna berarti akan lebih banyak peminat potensial yang menarik lebih banyak pengguna.

Menurut seorang profesor sosiologi di Institut Teknologi India Delhi, Sarbeswar Sahoo, sistem ‘pernikahan terjadwal’, yang berakar pada perpecahan sosial berbasis kasta dan patriarki, sedang mengalami transformasi.

Sementara "pernikahan cinta" semakin disukai oleh orang India yang lebih muda, kebiasaan kasta dan komunitas yang terus berlanjut di India menyulitkan orang untuk jatuh cinta dan menikah, Sahoo menulis dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Journal of South Asian Studies pada bulan Juni.

"Teknologi perkawinan online melanggar batas-batas geografis dan memberikan otonomi lebih kepada kandidat dalam `mengatur` perkawinan mereka sendiri," ujarnya. "Teknologi baru dan proses perjodohan online menentang kategorisasi cinta dan pernikahan yang tetap. Ini menghasilkan perkawinan dengan kombinasi ‘mengatur diri sendiri’ dan ‘yang terbaik dari kedua dunia’, lanjut Sahoo.

Seperti yang dialami Md Azaharuddin Ahmed, 30, yang menemukan Mazda Sultana lewat Matrimony.com tahun 2015. Dari segi kalangan, wilayah dan agama, cocok untuknya. "Saya pergi ke situs web, menemukannya, dan orang tua saya tidak keberatan dengan pilihan saya," kata Azaharuddin, yang tinggal di Jorhat, sebuah kota di negara bagian Assam yang terpencil di timur laut.

Pasangan itu menikah tahun lalu setelah pacaran yang difasilitasi oleh sebuah aplikasi di teleponnya. "Sulit membawa laptop di sekitar, jadi wajar saja kita lebih suka chatting lewat ponsel," katanya.

Sejak tiga tahun lalu, 60% basis pengguna Shaadi.com dari 3 juta penggunanya mengakses situs ini melalui komputer desktop. Jumlah tersebut menyusut menjadi 20%, sementara akses mobile melonjak menjadi 80% dari 40%, kata CEO Gourav Rakshit dalam sebuah wawancara telepon. Rakshit juga melihat pertumbuhan yang berasal dari daerah semi urban yang lebih kecil.

"Kami melihat orang-orang menggunakan koneksi wifi, beralih ke ponsel untuk mengakses layanan ini, dan tingkat aksesnya meningkat cukup dramatis," jelasnya.(Cathy)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]