Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Banking

Monday, October 22, 2018 14:47 WIB

Fitch Rating Beri Peringkat Stabil TPIA

Jakarta – Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mengukuhkan peringkat jangka panjang issuer default rating PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebagai BB- denganoutlookstabil. Fitch juga mengukuhkan peringkat obligasi senior senilai US$300 juta pada BB-. Informasi tersebut disampaikan Fitch dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Selain itu, Fitch menyematkan peringkat nasional jangka panjang Chandra Asri Petrochemical pada level AA-(idn) dengan outlook stabil. Fitch menilai relasi TPIA dengan pemegang sahamnya yaitu PT Barito Pacific Tbk. cukup moderat, sehingga profil kredit Barito Pacific akan memengaruhi peringkat TPIA. Disebutkan, profil kredit TPIA sendiri adalah BB- yang merefleksikan posisi perseroan sebagai pemimpin pasar. Perseroan adalah produsen petrokimia terbesar nasional yang didukung oleh operasional yang terintegrasi dan diversifikasi produk yang paling banyak dibandingkan kompetitor sejenis.

Manajemen Fitch menyampaikan posisi TPIA juga diperkuat oleh lokasi pabrik yang dekat dengan pelanggan utamanya, dan terhubung dengan pipa langsung. Hal tersebut mendukung realisasi dan profitabilitas perusahaan. Chandra Asri Petrochemical juga berencana menambah pabrik polietilena baru serta meningkatkan kapasitas pada pabrik polipropilena dan butadiene. Dengan begitu, perseroan akan mendapatkan manfaat dari integrasi hulu—hilir.

Fitch memprediksi margin operasional Chandra Asri lebih rendah dibandingkan kompetitor, karena operasional yang lebih fleksibel dan diversifikasi basis pemasok. "Kami mengekspektasikan CAP akan diuntungkan dengan pertumbuhan permintaan yang stabil untuk produk petrokimia di Indonesia," jelas Fitch.

Sepanjang semester pertama 2018, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk membukukan penurunan laba bersih yang cukup signifikan yaitu sebesar 33,7% menjadi US5,5 juta, dari semester I/2017 yang sebesar US$174,2 juta. Sekretaris Perusahaan Chandra Asri Petrochemical, Suryandy pernah bilang, ada beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan membukukan penurunan laba bersih pada paruh pertama tahun ini. Pertama, kenaikan naphta yang terimbas dari kenaikan harga minyak dunia. Kedua, dari sisi internal perusahaan, Chandra Asri selama 95 hari terhitung Maret—Juni 2018 melakukan shutdown pada pabrik butadienanya karena harus melalui siklus maintenance empat tahunan, sekaligus untuk mengoperasikannya dengan kapasitas baru yaitu 137.000 ton per tahun dari sebelumnya 130.000 ton per tahun.

Terakhir, perseroan harus menghadapi pengurangan hari operasional karena penutupan ruas jalan saat menjelang Lebaran."Industri petrokimia di manapun di dunia sangat rentan dengan perubahan harga minyak dan kondisi supply and demand. Saat harga minyak naik, bahan baku utama kami yaitu naphta juga mengalami kenaikan,"kata Suryandy.

 

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]