Home | News & Opinion | Market Data  
Markets | Currencies

Tuesday, October 23, 2018 05:37 WIB

Dolar Melesat, Pound-Euro Tertekan Sentimen Brexit dan Anggaran Italia

Ipotnews - Dolar AS menguat, Senin, sementara poundsterling jatuh karena berita negosiasi Brexit dengan Uni Eropa mengenai Irlandia Utara terus berubah dan euro melanjutkan depresiasi karena ketidakpastian politik seputar anggaran Italia.

Perdana Menteri Theresa May, Senin, mengatakan sebagian besar kesepakatan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa telah disetujui tetapi mengulangi penentangannya terhadap proposal Uni Eropa mengenai perbatasan Irlandia, menurut kutipan dari pernyataannya kepada Parlemen.

Sterling turun 0,73 persen di sesi Amerika Utara menjadi USD1,277, melanjutkan pelemahan yang dimulai awal pekan lalu, demikian laporan Reuters dan Xinhua, di New York, Senin (22/10) atau Selasa (23/10) dini hari WIB.

Dengan hanya lebih dari lima bulan sampai Inggris dijadwalkan hengkang dari Uni Eropa, perundingan terhenti karena ketidaksepakatan tentang apa yang disebut "backstop" Irlandia Utara, kebijakan untuk memastikan tidak akan kembali pada hard border di pulau Irlandia jika hubungan perdagangan di masa mendatang tidak disepakati pada waktunya.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, naik 0,36 persen pada hari itu, terakhir di posisi 96,003.

"Dolar bergerak di belakang sterling dan euro," kata Shahab Jalinoos, Kepala Strategi Valas Global di Credit Suisse.

Euro gagal mempertahankan penguatan di awal sesi karena investor fokus pada kemungkinan ketidakpastian politik lebih lanjut di Eropa atas RAPBN Italia, meski ada penurunan besar dalam biaya pinjaman pemerintah Italia.

Lembaga pemeringkat Moody's menurunkan rating kredit Italia, Jumat, tetapi di luar dugaan mempertahankan prospeknya tetap stabil.

Hal itu, bersama dengan komentar lebih damai dari pejabat Italia bahwa mereka siap untuk duduk dengan pejabat Uni Eropa dan tidak berniat untuk memperluas defisit melampaui 2019, mendorong permintaan surat utang Italia setelah tekanan jual selama berminggu-minggu.

Tetapi euro, penguatannya semakin terkait dengan harga obligasi Italia, gagal menahan kenaikan awal dan turun 0,71 persen dari sesi tertinggi USD1,1550. Euro terakhir berada di posisi USD1,147.

"Kita memiliki lebih banyak nada damai dari kedua belah pihak, tetapi masih jelas bahwa perselisihan ini belum berakhir," tutur analis Commerzbank, Thu Lan Nguyen.

Mata uang tunggal itu juga melemah terhadap franc Swiss sebesar 0,40 persen menjadi 1,423. Tetapi euro tetap kuat terhadap pound, naik 0,27 persen, bertahan di 88,37 pence.

Pada akhir perdagangan di New York, dolar Australia turun menjadi USD0,7083 dari USD0,7118. Dolar AS dibeli 112,80 yen, lebih tinggi dari 112,60 yen pada sesi sebelumnya. Kurs greenback turun menjadi 0,9961 franc Swiss dari 0,9971 franc Swiss, dan melemah ke posisi 1,3103 dolar Kanada dari 1,3116 dolar Kanada. (ef)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]