Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | DAMPAKKRISISEROPADIINDONESIA

Tuesday, June 05, 2012 18:47 WIB

Cegah Imbas Krisis, RI Cermati Tiga Jalur Hubungan Luar Negeri

Ipotnews - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, krisis ekonomi yang saat ini terjadi di Eropa dampaknya bisa saja sampai ke Indonesia dalam waktu yang tidak bisa diperkirakan. Namun, menurut dia, ada tiga jalur yang mesti dicermati untuk mencegah masuknya efek negatif dari luar, yakni jalur perdagangan, keuangan, dan kepercayaan.

"Sebetulnya kami memahami bahwa krisis itu akan sampai setiap saat ke Indonesia. Sampainya itu bisa melalui jalur perdagangan, keuangan atau pun kepercayaan," kata Agus di Gedung DPR Jakarta, Selasa (5/6).

Terkait dengan antisipasi pada jalur perdagangan, menurut Agus, sejauh ini pemerintah telah berupaya untuk mengatasi dampak dari menurunnya kinerja perekonomian global. "Indonesia sebetulnya secara ekonomi tidak terlalu bergantung pada ekspor, walaupun kita terpengaruh," ujarnya.

Sementara itu, dia menambahkan, apabila pemerintah berusaha secara terus-menerus untuk meningkatkan pertumbuhan domestik, maka diyakini perekonomian Indonesia masih akan menjadi motor penggerak ekonomi nasional. "Tetapi, kalau dari sisi keuangan itu yang perlu kita waspadai," jelasnya.

Menurut Agus, selama ini pemerintah memahami ada banyak lembaga-lembaga keuangan yang mempunyai portofolio di Eropa. "Kemudian, mereka nanti perlu melakukan konsolidasi, melakukan penyehatan perbankan, mungkin akan bisa mengurangi exposure atau peran mereka di dunia, termasuk di Asia," paparnya.

Guna menyikapi kondisi ini, menurut Agus, pemerintah tengah mempersiapkan diri dengan meyakinkan institusi-institusi di Indonesia yang memiliki dukungan dari perbankan. "Dukungan ini khususnya yang terkait dengan trade financing, karena kalau seandainya terjadi krisis yang berkelanjutan, yang biasanya hilang adalah support dari lembaga keuangan. Nah, itu tentu harus kami jaga," ungkapnya.

Sementara itu, lanjut Agus, hal lain yang mesti dicermati pemerintah adalah gejolak-gejolak seperti yang terjadi dalam dua pekan terakhir. "Ada gejolak-gejolak, mungkin gejolak itu didukung dengan suatu kondisi flight to quality yang nanti akan berdampak terhadap pasar uang dan nanti ke pasar modal," ujarnya.

Meski demikian, Agus mengatakan, secara umum Indonesia siap dengan crisis management protocol yang ada saat ini. "Kita juga mempunyai kekuatan, yaitu dalam bentuk fiskal yang tetap sehat, rasio utang yang rendah dan ekonomi domestik yang sehat," katanya.(Budi)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]