Home | News & Opinion | Market Data  
Market Overview

Wednesday, October 24, 2018 08:28 WIB

Bursa Pagi: Wall Street-Eropa Melorot, Penguatan Asia Dukung Upaya Rebound IHSG

Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Rabu (24/10), dibuka cenderung menguat, berusaha melawan tekanan penurunan yang sebelumnya berlangsung di bursa saham utama Eropa dan Wall Street, yang diwarnai pelemahan dolar dan kejatuhan harga minyak dunia.

Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan pegerakan indeks ASX 200, Australia di kisaran 5.846, terombang-ambing oleh dorongan kenaikan harga saham sektor keuangan sebesar 0,44% dan kejatuhan harga saham energi sebesar 2,14%. Indeks berlanjut menguat tipis 0,04% (2,40 poin) di posisi 5.845,50 pada pukul 8:15 WIB.

Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak naik 0,27% (58,61 poin) menjadi 22.069,39, setelah dibuka menguat 0,3% , diwarnai kejatuhan harga saham Subaru lebih dari 6%. Indeks Kospi, Korea Selatan naik 0,41%, di tengah penurunan harga saham Samsung Electronics dan SK Hynix sebesar 1,16% dan 2,89%, dan berlanjut menguat 0,23% ke level 2.111,02.

Melanjutkan tren penguatan indeks Hang Seng, Hongkong dibuka naik 0,22% (54,62 poin) ke level 25.401,17 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China juga dibuka naik 0,24% menjadi 2.600,96.

Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dihadapkkan padda pergerakan indeks d ibursa saha global dan regional yang berlawanan arah, setelah gagal mempertahankan penguatan pada sesi perdagangan kemarin dan ditutup melorot 0,73% ke level 5.797,891. Sejumlah analis mengatakan, pergerakan IHSG hari ini berpotensi rebound meskipun masih cenderung tertekan oleh minimnya capital inflow. Secara teknikal, beberapa indikator pergerakan indeks memperlihatkan adanya sinyal pelemahan lanjutan di area jenuh beli dengan momentum bearish.

Tim riset Indo Premier berpendapat, terkoreksinya indeks bursa global dan beberapa komoditas seperti minyak mentah, CPO, nikel serta batubara diprediksi akan menjadi sentimen negatif di pasar. Sementara itu investor juga akan mencermati kinerja keuangan emiten di kuartal tiga tahun ini. IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dengan rentang support di level 5.755 dan resistance di 5.840.

Beberapa ekuitas yang direkomendasikan, antara lain;

Amerika Serikat dan Eropa

Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi ditutup dengan melanjutkan pelemahan, diwaranai sejumlah laporan keuangan yang bervariasi, meningkatnya ketegangan geopolitik terkait "pemusnahan" Jamal Kashoggi oleh Arab Saudi, dan kebuntuan anggaran Italia. Investor bereaksi buruk terhadap laporan laba Caterpillar dan 3M, dua raksasa industri yang dianggap rentan terhadap perlambatan ekonomi global dan perang dagang AS-China.

Harga saham Caterpillar rontok 7,5% meski melaporkan lonjakan laba 63% pada kuartal ketiga, dan 3M anjlok 4,4% setelah memangkas proyeksi laba setahun penuh. Sebaliknya, saham McDonald's dan Verizon melonjak masing-masing 6,3%, dan 4,1%, setelah merilis laporan pendapatan yang positif. Tesla Motors melambung 12,7% setelah Citron Research mendukung pabrikan mobil listrik itu.

Harga ETF saham Indonesia (EIDO) di New York Stocks Exchange bergeming di level USD21,76.

Bursa saham utama Eropa tadi malam juga berakhir di level terendah sejak akhir 2016, Selasa, karena ketegangan diplomatik di Arab Saudi, kekhawatiran atas APBN Italia dan laporan keuangan sejumlah emiten. Indeks Stoxx 600 merosot 1,58% ke level 354,06, dipimpin kejatuhan harga saham di bursa Jerman karena dipandang sangat rentan terhadap perlambatan permintaan global. Harga saham sektor teknologi berguguran, lebih dari 3,6%. Komisi Eropa mendesak parlemen Italia untuk merevisi rancangan anggaran, melambungkan imbal hasil obligasi negara itu.

Saham pabrikan chip Austria, AMS, tumbang 27% setelah prospek perusahaan untuk tiga bulan terakhir tahun ini gagal meyakinkan investor. Saham produsen teknologi kapal dan pembangkit tenaga listrik Wartsila, Finlandia tergerus hampir 8% karena rendahnya permintaan untuk bisnis jasanya. Sebaliknya, saham pemasok terbesar bahan bangunan Travis Perkins, Inggris, melonjak 3,5% setelah mengatakan kinerja setahun penuh sejalan dengan ekspektasi.

Nilai Tukar Dolar AS

Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi juga berakhir melemah, mengikuti kejatuhan indeks saham acuan di bursa Wall Street. Kejatuhan harga saham membangkitkan kembali kekhawatiran atas dampak meningkatnya suku bunga, upah dan tarif terhadap laba perusahaan. Analis mengatakan, investor sedikit gamang menjelang pemilu paruh waktu (kongres) AS, dan mulai mempertanyakan efek pemnagkasan pajak dan kebijakan Trump. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang negara maju 0,05% ke posisi 95,961.

Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.1472

0.0001

+0.01%

7:29 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.2982

-0.0001

-0.01%

7:29 PM

Yen (USD-JPY)

112.44

0.00

0.00%

7:29 PM

Yuan (USD-CNY)

6.9380

-0.0095

-0.14%

11:29 AM

Rupiah (USD-IDR)

15,191.50

4.50

+0.03%

4:57 AM

Sumber : Bloomberg.com, 23/10/2018 (ET)

Komoditas

Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges hingga pagi meluncur turun, sempat terpenggal sekitar 5% terpengaruh aksi jual di pasar ekuitas global yang menimbulkan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan. Harga minyak juga tertekan oleh pernyataan Arab Saudi yang tidak mengesampingkan kemungkinan untuk memproduksi antara 1 juta hingga 2 juta barel per hari (bph) lebih banyak, di masa mendatang Rilis data American Petroleum Institute (API) menunjukkan peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah AS, naik 9,9 juta barel pada pekan lalu menjadi 418,4 juta, di atas ekspektasi kenaikan 3,7 juta barel. Produksi minyak mentah Amerika melesat hampir sepertiga sejak pertengahan 2016.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange pagi tadi ditutup di level tertinggi lebih dari tiga bulan, didukung kejatuhan pasar ekuitas global serta meningkatnya ketegangan politik dan ekonomi global. Harga emas melonjak lebih dari 6% setelah jatuh pada pertengahan Agustus ke level terendah sejak Januari 2017 di posisi USD1.159,96 per ounce. Indeks saham dunia merosot ke level terendah dalam setahun, tertekan oleh laporan keuangan perusahaan yang mengecewakan, isolasi diplomatik Saudi Arabia hingga permasalahan anggaran Italia. Komisi Eropa memutuskan untuk menolak RAPBN 2019 Italia dan meminta Roma untuk menyajikan dokumen baru dalam waktu tiga pekan. Kepemilikan ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik 0,3 persen menjadi 747,88 ton

(AFP, CNBC, Reuters)

 

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]