Home | News & Opinion | Market Data  
Markets | Commodities

Wednesday, October 24, 2018 04:19 WIB

Bursa Ekuitas Global Terjerembab, Logam Mulia Melesat

Ipotnews - Emas melejit ke level tertinggi lebih dari tiga bulan, Selasa, dengan investor didorong kejatuhan pasar ekuitas global serta meningkatnya ketidakpastian politik dan ekonomi, termasuk kekhawatiran atas RAPBN Italia.

Palladium melonjak ke rekor tertinggi, dengan dukungan tambahan dari proyeksi permintaan baru dari sektor otomotif China.

Harga emas di pasar spot naik 0,78 persen menjadi USD1.230,97 per ounce, setelah menyentuh tingkat tertinggi sejak 17 Juli, yakni USD1.239,68, demikian laporan Reuters, di Bengaluru, Selasa (23/10) atau Rabu (24/10) dini hari WIB.

Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melonjak USD12,20 menjadi USD1.236,80 per ounce.

"Emas didukung oleh meningkatnya penghindaran risiko (risk aversion) di pasar dan itu tercermin dalam penurunan bursa ekuitas di seluruh dunia," kata analis Societe Generale, Robin Bhar.

"Ketidakpastian politik di Italia, risiko geopolitik di Timur Tengah, Turki dan tempat lain mendorong arus safe-haven dan memperpanjang reli harga emas yang dimulai beberapa pekan lalu."

Harga emas melonjak lebih dari enam persen setelah jatuh pada pertengahan Agustus ke level terendah sejak Januari 2017 di posisi USD1.159,96 per ounce.

"Sekarang kita sudah meningkat di atas rata-rata pergerakan 100 hari (sekitar USD1.224), yang merupakan kunci, jadi mungkin kita dapat melihatnya naik ke USD1.250, yang bisa menjadi target berikutnya," tutur analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Saham dunia merosot ke level terendah dalam setahun, tertekan oleh laporan keuangan perusahaan yang mengecewakan, isolasi diplomatik Saudi Arabia hingga permasalahan anggaran Italia.

Komisi Eropa memutuskan untuk menolak RAPBN 2019 Italia dan meminta Roma untuk menyajikan dokumen baru dalam waktu tiga pekan.

"Kita memiliki seluruh rangkaian situasi berkaitan dengan Arab Saudi dan Rusia, serta ketegangan perdagangan antara Amerika dan China, dan itu memiliki dampak knockdown pada ekuitas yang pada gilirannya memberikan dukungan bagi harga emas," tutur analis Capital Economics, Ross Strachan.

Investor yang bergerak ke bullion--sering dianggap sebagai penyimpanan nilai yang aman selama masa ketidakpastian ekonomi dan politik--juga terus meningkat.

Kepemilikan pada ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik 0,3 persen menjadi 747,88 ton pada perdagangan Senin.

Sementara itu, palladium melambung 1,81 persen menjadi USD1.142,10 per ounce.

Digunakan terutama dalam pengurangan emisi autocatalysts untuk kendaraan, palladium menguat sekitar tujuh persen sepanjang tahun ini untuk mencapai rekor USD1.150,50 per ounce, sekitar USD100 dari harga emas.

Kombinasi sejumlah faktor, dari persediaan yang ketat dan defisit besar hingga bangkitnya minat dari investor spekulatif, menjaga logam kelompok platinum (PGM) itu pada titik didih.

Di antara logam mulia lainnya, perak naik 0,96 persen menjadi USD14,75 per ounce, sedangkan platinum melesat 1,51 persen jadi USD832,40. (ef)

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]