Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Social

Tuesday, October 09, 2018 13:53 WIB

Bumi Resources Bidik Pendapatan Rp 75 Triliun

JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan mengonversi US$ 4 miliar atau 80% pendapatan tahun ini ke mata uang rupiah. Tahun ini perusahaan menargetkan bisa mencapai pendapatan US$ 5 miliar atau sekitar Rp 75 triliun.

Presiden Direktur Bumi Resources Saptari Hoedaja mengatakan, perseroan telah memenuhi kewajiban domestic market obligation (DMO) sebesar 25%. Pendapatan dari ekspor dan penjualan di dalam negeri akan dikonversi ke rupiah dan sisanya akan digunakan untuk belanja modal.

"Bumi adalah perusahaan yang bertanggung jawab mendukung kebijakan pemerintah dan sepenuhnya mendukung prioritas nasional dalam melindungi Rupiah," kata Saptari dalam siaran resminya, Senin (8/10).

Saptari mengatakan, perseroan merupakan pembayar pajak dan royalti tertinggi dalam sektor sumber daya berdasarkan data Kementerian Keuangan. Bumi Resources juga menjadi penghasil devisa negara tertinggi berdasarkan data Bank Indonesia.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada semester I-2018 perusahaan mencatat pendapatan US$ 560,72 juta, naik dibandingkan semester I-2017 sebesar US$ 15,6 juta.

Sementara itu, perseroan melalui unit usahanya PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia, Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah dengan mengirimkan Emergency Response Team (ERT). Semua kegiatan ini berada dalam koordinasi Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) bersama tim ERT dari perusahaan tambang lainnya.

Selain itu, bantuan langsung juga dilakukan oleh PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melalui unit usahanya di Sulawesi yakni PT Citra Palu Minerals beroperasi di Palu, dan PT Gorontalo Minerals beroperasi di Gorontalo.

Tim dari Gorontalo Minerals menyalurkan bantuan berupa tenda untuk dijadikan posko, makanan cepat saji, obat-obatan termasuk obat malaria, air mineral, dan bahan bakar. Presiden Direktur BUMI Saptari Hoedaja mengatakan akan mengirimkan bantuan tahap kedua berupa tenda, penyulingan air bersih, perlengkapan listrik dari tenaga matahari, pakaian termasuk perlengkapan untuk para ibu dan balita, alat berat dan bahan bakar minyak.

" Apalagi lokasi operasi perusahaan berada di titik bencana yakni di kota Palu sehingga sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk turut serta membantu para korban dan pemerintah yang diharapkan dapat membantu mempercepat pemulihan wilayah terkena dampak," kata dia.

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]