BMRI Beri Sinyal Trend Pemulihan Profit Berkelanjutan
Ipotnews - Bank Mandiri (BMRI) meraih laba bersih Rp5,6 triliun pada periode quarter III 2017 (3Q17). Secara quarter (qoq), laba bersih tersebut naik 4 persen. Sedangkan laba bersih kumulatif dalam 9 bulan di tahun ini (9M17) sebesar Rp15,1 triliun (naik 25% YoY).
Tidak termasuk provisi pajak sebesar Rp675 miliar, laba BMRI tumbuh 14% (qoq) karena faktor penurunan provisi kredit. Kunci utama faktor pendorong pertumbuhan laba perseroan di antaranya:
-Pertumbuhan kredit mencapai 9,8 persen walaupun sepenuhnya diimbangi dengan normalisasi net interest margin (NIM) ke level 5,67 persen (turun 60bps). -Pendapatan dari pemulihan NPL yang menguat mencapai 34 persen. -Pertumbuhan biaya operasional yang terkontrol sebesar 8,6 persen (hanya 5,7% jika tanpa provisi pajak). -Provisi kredit yang menurun -23 persen.
Normalisasi NIM Core profit atau pre provision operating profit BMRI bersifat flat seiring pertumbuhan kredit yang lebih lambat sebesar 9,8 persen (di bawah target) yang sepenuhnya diimbangi dengan normalisasi NIM. Hal ini terjadi mengingat pada tahun lalu marjin bunga terdongkrak oleh pembayaran bunga spesial dalam jumlah besar dari RGM yang menambah NIM sebesar 106bps pada 3Q16.
Tidak termasuk pendapatan tersebut, core profit akan tumbuh 5,6 persen dalam rentang 9M17. Seiring revisi target pertumbuhan kredit turun jadi 9 persen - 11 persen dari sebelumnya 11 persen - 13 persen, asumsi pertumbuhan kredit juga turun jadi 10 persen dari sebelumnya 12,6 persen. "Walaupun masih tetap mempertahankan proyeksi laba yang sebagian besar tidak berubah karena asumsinya adalah pendapatan non bunga meningkat," demikian menurut Kepala Riset PT Indo Premier Sekuritas Stephan Hasjim seperti dikutip dari risetnya.
Kualitas Aset Formasi NPL baru perseroan masih dalam tren turun meskipun secara QoQ bersifat volatil. NPL baru mencapai Rp2,7 triliun (1,8%) pada 3Q dibandingkan dengan pada 2Q sebesar 3,3 persen dan pada 1Q adalah 2,3 persen.
NPL baru tersebut muncul dari kredit usaha kecil (5,46%), kredit mikro (3,78%, kredit consumer (2,3%). Sedangkan NPL kredit komersial turun menjadi 2,17 persen dibandingkan pada 2Q sebesar 6,78 persen.
Selanjutnya tingkat restrukturisasi kredit (yang bisa kambuh menjadi NPL) mencapai Rp50 triliun atau 8,2 persen hanya dari kredit bank. Jumlah ini membaik 1,1 persen pada 3Q dari titik puncak sebesar 14 persen di periode 4Q16.
Tetapi manajemen BMRI memperkirakan formasi NPL baru menjadi naik Rp4 triliun pada 4Q tahun ini terutama dari kredit ritel yang mencapai Rp3 triliun. "Meskipun ini sesuai dengan asumsi biaya kredit sebesar 240 basis poin sepanjang 2017," jelas Stephan.
Manajemen BMRI secara tentatif memperkirakan biaya kredit turun di kisaran 2,2 persen hingga 2,3 persen pada 2018 dibanding tahun 2017 antara 2,5 persen - 2,7 persen. Ini lebih konservatif dibandingkan denngan asumsi sebesar 1,8 persen -1,9 persen dalam 2 tahun ke depan.
Valuasi Indo Premier Sekuritas mempertahankan proyeksi laba BMRI termasuk target price (TP) Rp7.750 per saham dan juga mempertahankan rekomendasi buy saham bank BUMN papan atas tersebut.
TP tersebut didasarkan pada golden growth model dengan target P/B pada FY17 sebesar 2,18 kali disertai asumsi LT ROAE sebesar 16,6 persen pertumbuhan 9 persen, cost of equity sebesar 12,5 persen. Asumsi LT ROAE pada BMRI didasarkan pada analisis Dupont mengasumsikan LT ROAA sebesar 2,08 persen dan leverage perbandingan asset/equity sebesar 8 kali.
Saham BMRI sekarang adalah top pick sektor banking karena saham BBTN yang sebelumnya sebagai top pick sudah outperformed di sektor perbankan. (mk)
Year To 31 Dec
2015A
2016A
2017F
2018F
2019F
Operating income (RpBn)
63,706
70,824
73,870
80,379
89,461
PPOP (RpBn)
34,951
39,556
39,985
44,620
50,266
Net profit (RpBn)
20,335
13,807
20,405
26,141
29,413
Net profit growth (%)
2.3
(32.1)
47.8
28.1
12.5
FD EPS (Rp)
581
296
437
560
630
P/E (x)
11.7
23.1
15.6
12.2
10.8
P/B (x)
2.7
2.1
1.9
1.6
1.4
Dividend yield (%)
2.6
2.0
1.9
2.5
2.8
ROAA (%)
2.3
1.4
1.9
2.3
2.3
ROAE (%)
19.0
10.5
12.9
14.6
14.3
Source: BMRI, Indo Premier Sekuritas ; share close pricing as of 24 October 2017