JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyarankan agar investor lokal tidak perlu takut dengan krisis yang terjadi di Eropa. Apalagi, krisis tersebut sempat menggoyang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga melemah tajam pekan lalu.
"Yang perlu diperhatikan oleh investor domestik, kinerja ekonomi Indonesia dan kinerja emiten kita kuat. Tidak perlu takut dengan krisis yang terjadi karena itu tidak pengaruh ke kinerja emiten," kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito saat ditemui Okezone, di BEI, Jakarta, Kamis (7/6/2012).
Anjloknya pasar saham pekan lalu, lebih dikarenakan sentimen yang berkembang di bursa regional. Tidak dapat dipungkiri, jika pergerakan IHSG memang sangat berpengaruh dengan sentimen tersebut.
"Investor harus berpandangan ke depan," lanjutnya.
Ito menambahkan, Eropa memang masih mencuri perhatian khusus oleh pelaku pasar. Artinya, masih sangat mungkin IHSG bergerak fluktuatif dan tidak menentu. Namun, hal yang patut dicermati jika pertumbuhan indeks di Indonesia masih patut dibanggakan lantaran di antara bursa saham di negara lain, Indonesia terpantau paling tinggi kenaikannya. "Jadi tidak perlu khawatir," singkatnya.
Sebagaimana diketahui, IHSG pada pembukaan pagi ini yang setelah diterjang tsunami kecil, kini Investor bisa bernapas lega. IHSG pada perdagangan Kamis pagi ini dibuka menguat 66 poin atau 1,72 persen di angka 3.907,33. Penguatan ini dipicu oleh kenaikan yang terjadi di pasar saham Wall Street. Penguatan itu juga mengangkat sejumlah indeks saham di kawasan regional.
Sejumlah indeks di bursa regional yang terimbas positif, antara lain Hang Seng naik 305,67 poin atau 1,65 persen ke 18.826,20. Nikkei juga menanjak 100,58 poin atau 1,18 persen ke 8.634,26. Sementara Straight Times juga masuk jalur hijau ke 2.766,50 atau naik 5,67 poin dan 0,21 persen.
