Trump Lanjutkan Tarif Untuk Farmasi Dan Semikonduktor, Kurs Rupiah Ditutup Melemah
Tuesday, April 15, 2025       15:32 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah melemah terhadap dolar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump melanjutkan kebijakan tarif impor untuk produk farmasi dan semikonduktor.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa pagi (15/4) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.826 per dolar AS, melemah 40 poin atau 0,24% dibandingkan Senin sore (14/4) dilevel Rp16.786 per dolar AS.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pelaku pasar sempat merasa lega setelah Presiden Donald Trump mengindikasikan potensi penangguhan tarif otomotif Presiden Trump pada hari Senin kemarin. "Ia mengindikasikan potensi pengecualian dari tarif 25% pada impor kendaraan asing, terutama dari negara-negara seperti Meksiko dan Kanada," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.
Sebelumnya Trump telah mengumumkan pengecualian untuk barang elektronik tertentu, termasuk telepon pintar dan laptop, terutama dari Tiongkok. Perkembangan ini telah meredakan beberapa kekhawatiran pasar atas meningkatnya ketegangan perdagangan.
Namun, investor masih berhati-hati karena pemerintahan Trump terus maju dengan rencana untuk berpotensi mengenakan tarif pada impor semikonduktor dan farmasi. "Investigasi terhadap tarif ini diumumkan pada hari Senin melalui pemberitahuan yang diunggah ke Federal Register oleh Departemen Perdagangan," ujar Ibrahim.
Kebijakan tarif pemerintahan Trump merupakan guncangan besar bagi ekonomi AS yang dapat menyebabkan Federal Reserve memangkas suku bunga untuk mencegah resesi bahkan jika inflasi tetap tinggi, kata Gubernur Fed Christopher Waller pada hari Senin.
Ini menjadi sentimen negatif yang juga ikut melemahkan kurs rupiah sore ini. "Ekspektasi warga Amerika terhadap inflasi jangka pendek pada bulan Maret mencapai level tertinggi sejak musim gugur tahun 2023," ungkap Ibrahim.
Di dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 tercatat sebesar USD157,1 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan posisi pada akhir Februari 2025 yang sebesar USD154,5 miliar.
Ini membantu menahan pelemahan kurs rupiah relatif terbatas hari ini. "Peningkatan ini terjadi di tengah upaya Bank Indonesia melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons terhadap ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi," pungkas Ibrahim.(Adhitya)

Sumber : admin