Trump Dikabarkan Bertahap Terapkan Kenaikan Tarif, Rupiah Menguat Tipis
Tuesday, January 14, 2025       12:28 WIB

Ipotnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis, usai muncul kabar Presiden terpilih Donald Trump akan menaikkan tarif bea masuk impor secara bertahap untuk menghindari lonjakan inflasi Amerika Serikat.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa (14/1) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp16.264 per dolar AS, menguat 19 poin atau 0,11% dibandingkan Senin sore (13/1) di level Rp16.283 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah sedikit dipengaruhi kemunculan kabar bahwa kenaikan tarif dari Trump akan diberlakukan secara bertahap. "Pelaku pasar sebetulnya sudah memperkirakan kemungkinan seperti ini," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews hari ini.
Walau demikian pelaku pasar tetap hati - hati dan menunggu sampai Trump benar - benar telah dilantik. Oleh sebab itulah pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS juga tidak terlalu besar.
"Pelaku pasar juga sedang menunggu data inflasi produsen AS Desember 2024 yang akan diumumkan nanti malam," ujar Lukman.
Mengutip Bloomberg Technoz, tim ekonomi Presiden terpilih Donald Trump sedang membahas kenaikan tarif secara bertahap dari bulan ke bulan. Pendekatan bertahap itu ditujukan untuk meningkatkan daya tawar sambil membantu perekonomian terbesar itu menghindari lonjakan inflasi, menurut orang-orang yang mengetahui hal tersebut.
Narasumber yang bicara menyatakan, salah satu rencana yang digodok adalah menerapkan kenaikan tarif impor secara bertahap antara 2% hingga %% per bulan, dan hal itu akan bergantung pada otoritas eksekutif di bawah Undang-Undang Kekuasaan Ekonomi Darurat Internasional, International Emergency Economic Powers of Act.
Proposal tersebut masih dalam tahap awal dan belum disampaikan kepada Trump. Para penasihat yang mengerjakan rencana tersebut, di antaranya Scott Bessent, calon Menteri Keuangan; Kevin Hassett, yang akan menjadi direktur Dewan Ekonomi Nasional; dan Stephen Miran, yang dinominasikan untuk memimpin Dewan Penasihat Ekonomi.
(Adhitya)

Sumber : admin