Trader Tunggu Data Supply-Demand Malaysia, CPO Berjangka Menguat
Thursday, October 10, 2024       13:25 WIB

Ipotnews - Harga minyak kelapa sawit (CPO) berjangka menguat, Kamis, setelah tersungkur dua sesi berturut-turut, karena trader menunggu isyarat lebih lanjut dari rilis data penawaran dan permintaan Malaysia Palm Oil Board ( MPOB ).
Patokan kontrak minyak kelapa sawit untuk pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 9 ringgit, atau 0,21%, menjadi 4.261 ringgit (USD993,24) per metrik ton pada jeda tengah hari. Kontrak tersebut merosot 2,1% dalam dua sesi terakhir, demikian laporan  Reuters,  di Kuala Lumpur, Kamis (10/10).
"Harga CPO berjangka Malaysia hari ini akan bergantung pada bagaimana pasar membaca data MPOB . Mari kita tunggu," kata Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari yang berbasis di Selangor.
MPOB merilis data penawaran-permintaannya untuk September selama jeda tengah hari. Disebutkan bahwa stok minyak sawit Malaysia pada akhir September meningkat 6,93% dari bulan sebelumnya, level tertinggi dalam delapan bulan, sementara produksi minyak sawit mentah menyusut 3,80% dan ekspor CPO naik 0,93%.
Sementara, kontrak minyak kedelai (soyoil) yang paling aktif di Dalian bertambah 0,83%, sedangkan kontrak minyak sawitnya menanjak 0,39%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 0,14%.
Minyak sawit mengikuti pergerakan harga minyak pesaing, karena mereka berkompetisi untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati (vegetable) global.
Ringgit, mata uang perdagangan CPO, melemah 0,33% terhadap dolar, membuat komoditas tersebut lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Harga minyak menguat, didukung lonjakan permintaan bahan bakar saat badai besar menerjang Florida, dan kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan di Timur Tengah seiring meningkatnya ketegangan antara Israel dan produsen minyak utama, Iran.
Minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman Desember naik 0,74% menjadi USD77,15 per barel, pada pukul 12.33 WIB. Minyak mentah berjangka yang lebih kuat membuat CPO menjadi pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.
"Minyak kelapa sawit mungkin melonjak ke 4.293 ringgit per ton, karena gagal lagi menembus support di 4.206 ringgit," kata analis teknikal Reuters, Wang Tao. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru