Ipotnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan setelah data inflasi AS pada Februari 2025 menunjukkan perlambatan. Kondisi ini menjadi sentimen positif yang mendorong apresiasi mata uang Garuda.
Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (13/3) pukul 12.00 WIB, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp16.409 per dolar AS, naik 43 poin atau 0,26% dibandingkan dengan posisi pada Rabu sore (12/3) yang tercatat sebesar Rp16.452 per dolar AS.
Chief Economist & Head of Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menjelaskan bahwa perlambatan inflasi AS pada Februari meredakan kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump.
"Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada Februari turun menjadi 2,8% secara tahunan (YoY) dari sebelumnya 3,0% YoY pada Januari. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan konsensus yang sebesar 2,9% YoY," ujar Rully dalam keterangan tertulisnya.
Penurunan inflasi ini mengurangi kekhawatiran sektor bisnis dan konsumen terhadap potensi kenaikan harga akibat ketidakpastian kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintah AS. Kendati demikian, data inflasi ini tampaknya masih belum cukup untuk mendorong Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.
"Namun, pasar merespons data inflasi tersebut secara positif," tambah Rully.
Berdasarkan laporan Reuters pada Rabu (12/3), tingkat inflasi AS mengalami kenaikan yang lebih rendah dari perkiraan pada Februari 2025, yakni sebesar 2,8% secara tahunan. Indeks Harga Konsumen (CPI) tercatat meningkat sebesar 0,2% pada Februari, lebih rendah dibandingkan kenaikan 0,5% pada Januari.
Secara tahunan, CPI mengalami kenaikan 2,8% hingga Februari, lebih rendah dibandingkan kenaikan 3,0% pada Januari. Sebelumnya, para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI akan naik sebesar 0,3% pada Februari dan 2,9% secara tahunan.
(Adhitya)

Sumber : admin