Risiko Pasokan Mereda, Minyak Menuju Kerugian Mingguan Lebih dari 3%
Friday, November 29, 2024       15:56 WIB

Ipotnews - Harga minyak melorot, Jumat, menuju penurunan mingguan lebih dari 3%, karena kekhawatiran atas risiko pasokan dari konflik Israel-Hizbullah mereda, mengurangi ketakutan akan gangguan.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 55 sen, atau 0,8%, menjadi USD72,73 per barel pada pukul 14.58 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Jumat (29/11).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berada di posisi USD69,52 per barel, melemah 20 sen, atau 0,3%, dibandingkan penutupan Rabu.
Dalam basis mingguan, minyak mentah Brent merosot 3,3% dan WTI AS diperdagangkan anjlok 3,8%.
Israel dan kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, Kamis, saling tuduh atas dugaan pelanggaran gencatan senjata yang mulai berlaku sehari sebelumnya. Kesepakatan itu pada awalnya tampak mengurangi potensi gangguan pasokan dari konflik yang lebih luas yang mendorong premi risiko untuk minyak.
Pasokan minyak dari Timur Tengah, meski demikian, sebagian besar tidak terpengaruh selama konflik paralel Israel dengan Hizbullah di Lebanon, dan Hamas di Gaza.
OPEC +, Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, menunda pertemuan kebijakan berikutnya hingga 5 Desember dari 1 Desember, guna menghindari konflik penjadwalan. OPEC + diperkirakan memperpanjang pemotongan produksinya lebih lanjut pada pertemuan tersebut.
BMI, unit dari Fitch Solutions, menurunkan perkiraan harga Brent, Jumat, menjadi USD76 per barel pada 2025 dari USD78 sebelumnya, dengan alasan "prospek fundamental yang bearish, pelemahan berkelanjutan dalam sentimen pasar minyak dan tekanan penurunan harga yang kami perkirakan terjadi di bawah Trump."
"Meski kami memperkirakan kelompok OPEC + akan memilih untuk memperpanjang pemotongan yang ada hingga tahun baru, ini tidak akan cukup untuk sepenuhnya menghapus kelebihan produksi yang kami prediksi untuk tahun depan," kata analis BMI.
Juga pada Kamis, Rusia menyerang fasilitas energi Ukraina untuk kedua kalinya bulan ini. Analis ANZ mengatakan serangan itu berisiko menimbulkan pembalasan yang dapat memengaruhi pasokan minyak Rusia.
Iran mengatakan kepada pengawas nuklir PBB bahwa mereka akan memasang lebih dari 6.000 sentrifus pengayaan uranium tambahan di pabrik pengayaannya, menurut laporan rahasia pengawas tersebut, Kamis.
Analis Goldman Sachs mengatakan pasokan Iran dapat turun sebanyak 1 juta barel per hari pada paruh pertama tahun depan jika negara-negara Barat memperketat penegakan sanksi terhadap output minyak mentahnya. (ef)

Sumber : Admin