Risiko Pasokan Imbangi Prospek Perlambatan Permintaan, Minyak Naik Tipis
Thursday, December 12, 2024       14:14 WIB

Ipotnews - Harga minyak sedikit berubah, Kamis, karena perkiraan permintaan yang lemah dan peningkatan yang lebih tinggi dari ekspektasi dalam persediaan bensin dan sulingan Amerika membendung keuntungan dari putaran tambahan sanksi Uni Eropa yang mengancam aliran minyak Rusia.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 17 sen atau 0,23% menjadi USD73,69 per barel pada pukul 13.37 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Kamis (12/12).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, bertambah 8 sen atau 0,11% menjadi USD70,35 per barel. Kedua patokan tersebut melonjak lebih dari USD1 pada penutupan Rabu.
OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan 2025 untuk bulan kelima berturut-turut, Rabu, dan dengan jumlah terbesar sejauh ini.
"Investor akan mencermati estimasi market balance IEA untuk 2025, yang akan mencerminkan pengumuman OPEC baru-baru ini," kata analis ANZ.
Di konsumen minyak teratas dunia, Amerika Serikat, persediaan bensin dan sulingan meningkat lebih dari ekspektasi minggu lalu, menurut data dari Badan Informasi Energi (EIA).
Permintaan yang lemah, terutama di negara impor utama China, dan pertumbuhan pasokan non- OPEC + merupakan dua faktor di balik pergerakan tersebut. Namun, investor mengantisipasi peningkatan permintaan China, setelah Beijing mengumumkan rencana pekan ini untuk mengadopsi kebijakan moneter yang "cukup longgar" pada 2025, yang dapat memacu permintaan minyak.
Permintaan minyak global naik pada tingkat yang lebih lambat dari estimasi, bulan ini, tetapi tetap tangguh, ungkap analis JPMorgan.
"Pertumbuhan (permintaan minyak) selama seminggu terakhir diredam oleh sedikit penurunan konsumsi bahan bakar jet di sebagian besar dunia," tulis catatan tersebut.
Impor minyak mentah China juga tumbuh secara tahunan untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan pada November, melonjak lebih dari 14% dari tahun sebelumnya.
Pasar sekarang akan mencermati isyarat tentang pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, minggu depan.
Harga melesat, Rabu, setelah duta besar Uni Eropa menyetujui paket sanksi ke-15 terhadap Rusia atas perangnya melawan Ukraina. Mereka menargetkan "armada bayangan" kapal yang membantu Rusia menghindari batasan harga USD60 per barel yang diberlakukan oleh G7 pada minyak mentah Rusia yang diangkut melalui laut pada 2022, dan membantu menjaga aliran minyak Rusia.
Kremlin mengatakan laporan tentang kemungkinan pengetatan sanksi AS terhadap minyak Rusia menunjukkan pemerintahan Presiden Joe Biden ingin meninggalkan warisan yang sulit bagi hubungan Amerika-Rusia.
Menteri Keuangan Janet Yellen, Rabu, mengatakan Amerika terus mencari cara-cara kreatif untuk mengurangi pendapatan minyak Rusia, seraya menambahkan bahwa permintaan minyak global yang lebih rendah menciptakan peluang bagi lebih banyak sanksi. (ef)

Sumber : Admin