Powell Kembali Tegaskan Tak Lagi Naikkan Suku Bunga, Rupiah Menguat
Wednesday, May 15, 2024       12:56 WIB

Ipotnews - Ketua Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, Jerome Powell mengulangi pernyataannya bahwa kenaikan suku bunga acuan tidak akan terjadi lagi tahun ini. Komentar tersebut menjadi sentimen positif yang membuat kurs rupiah menguat terbatas pada siang ini.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (15/5) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp16.071 per dolar AS, menguat 29 poin atau 0,18% apabila dibandingkan akhir perdagangan Selasa sore (14/5) di level Rp16.100 per dolar AS.
Analisis pasar uang, Lukman Leong mengatakan penegasan Powell tadi malam untuk tidak menaikkan lagi suku bunga acuan hingga akhir tahun, berperan lebih besar dalam penguatan rupiah hari ini. "Itulah mengapa meski data PPI lebih kuat dari perkiraan, namun tidak terlalu mempengaruhi pelaku pasar," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews, siang ini.
Chairman The Federal Reserve, Jerome Powell, di acara Foreign Bankers' Association di Amsterdam, Belanda, tadi malam mengungkapkan bahwa inflasi di AS melandai lebih lambat dari yang diharapkan, sehingga The Fed kemungkinan besar akan mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama atau higher for longer.
"Kami tidak memperkirakan ini akan mudah. Namun, inflasi melaju lebih tinggi dibandingkan yang kami perkirakan. Ini membuat kita harus bersabar dan membiarkan kebijakan yang terbatas bekerja," tutur Powell, dikutip dari CNBC International.
Powell juga kembali menegaskan jika The Fed tidak akan menaikkan suku bunga kembali tahun ini.
Penguatan rupiah siang ini terjadi meski data inflasi harga produsen di Amerika Serikat mencatat kenaikan yang lebih tinggi dari perkiraan pada periode April 2024, didorong oleh lonjakan biaya jasa dan barang. Data ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi tetap tinggi di awal Kuartal II 2024.
Menurut laporan yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja pada hari Selasa, Indeks Harga Produsen (PPI) naik 0,5% pada April, setelah mengalami penurunan sebesar 0,1% pada bulan Maret secara bulanan (month to month/mtm). Secara tahunan (year on year/yoy), PPI meningkat 2,2% pada April, naik dari 1,8% pada Maret 2024.
Kenaikan ini lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters, yang memperkirakan PPI hanya akan naik sebesar 0,3% (mtm). Secara tahunan, PPI AS naik setara dengan proyeksi konsensus Trading Economics sebesar 2,2% (yoy).
Setelah rilis data PPI, perhatian pelaku pasar sekarang tertuju pada pengumuman data inflasi indeks harga konsumen (CPI) bulan April 2024 yang akan segera diumumkan nanti malam. Sebagai catatan, inflasi AS mencapai 3,5% (yoy) pada Maret 2024. Konsensus Trading Economics memperkirakan tingkat inflasi akan melambat menjadi 3,4% pada April 2024.
Jika inflasi tetap tinggi dan di atas perkiraan, ini dapat memperpanjang periode pemangkasan suku bunga oleh the Fed.
(Adhitya)

Sumber : admin