Perencanaan Pensiun Mandiri (Do It Yourself):  Langkah Cerdas atau Upaya Yang Berisiko?
Tuesday, February 18, 2025       16:44 WIB

Kalau kita melacak tentang perencanaan keuangan di mesin pencari  google , mungkin kita akan menemukan cukup banyak perencanaan keuangan secara mandiri ( do it yourself ). Jika kita melanjutkan pencarian kita untuk mengetahui tentang hal yang lebih spesifik dari perencanaan keuangan, misalnya tentang perencanaan pensiun ( retirement planning ), kita akan menemukan semakin sedikit situs yang membahas tentang perencanaan pensiun secara mandiri ( do it yourself ).
Kalaupun ada situs yang membahas tentang perencanaan pensiun secara mandiri, umumnya pembahasan yang ada hanya bersifat  superficial , dan pada akhirnya situs tersebut hanya berusaha menjual produk keuangan seperti reksadana yang menjadi pokok keahliannya.
Situs keuangan yang membahas tentang perencanaan pensiun ( retirement planning ) secara mendalam ( komprehensive ) umumnya adalah situs-situs luar negeri, mensyaratkan pemahaman yang cukup tentang peraturan tenaga kerja dan peraturan pajak di luar negeri (AS), serta mengisyaratkan bahwa aset-aset Dana Pensiun harus disimpan dalam bentuk Aset Keuangan ( Financial Assets ).
Ada tiga hal yang dapat kita simpulkan setelah mengakses situs-situs perencanaan pensiun seperti di atas: (1) bahwa perencanaan pensiun itu tidak mudah, (2) bahwa perencanaan pensiun itu akan menghabiskan banyak waktu, dan (3) bahwa mengerjakan perencanaan pensiun secara mandiri ( Do It Yourself ) itu terlalu berisiko (untuk hal sepenting itu).
Hal ini dapat dimengerti karena situs-situs keuangan itu dibuat oleh para perencana keuangan ( financial planner ), dan tentu saja ilmu perencaan keuangan (perencanaan pensiun) mereka tidak akan dibagikan secara gratis.
Sekarang kondisi kita sedikit berbeda. Perencanaan keuangan (perencanaan pensiun) yang dipublikasikan dalam situs Ipotnews sepenuhnya bersifat gratis. Kami tidak berusaha menjual produk keuangan lainnya melalui Ipotnews. Tetapi artikel-artikel perencanaan pensiun yang ditulis dalam Ipotnews tetap dibuat secara profesional.
Artikel tentang perencanaan pensiun Ipotnews ditulis oleh seorang bergelar CFA ( Chartered Financial Analyst ) dan CFP ( Certified Financial Planner ), dan memiliki sejumlah lisensi (ijin) dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan), seperti WMI (Wakil Manajer Investasi), dan WPEE (Wakil Penjamin Emisi Efek) dan telah lulus ujian AAAIJ (Ajun Ahli Asuransi Indonesia sektor Jiwa).
Perencanaan pensiun dalam Ipotnews ditujukan kepada para pembaca supaya mereka juga memiliki pemahaman memadai tentang perencanaan keuangan (perencanaan pensiun) bagi dirinya, supaya mereka tidak hanya tahu tentang cara-cara atau kiat-kiat bertransaksi saham atau reksadana.
1. Perencanaan pensiun tidak mudah
Hal pertama yang sering ditekankan oleh para perencana keuangan dalam situs-situs perencanaan pensiun adalah bahwa perencanaan pensiun itu bukanlah hal yang mudah. Intinya adalah mereka ingin supaya klien menggunakan jasa perencana keuangan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa jika kondisi keuangan kita cukup rumit, maka perencanaan keuangan (perencanaan pensiun) kita pun akan menjadi rumit.
Misalkan saja Anda adalah seorang ekspatriat yang bekerja melintasi batas antar negara yang berbeda-beda, dengan peraturan legal, dan pajak yang berbeda. Tentu saja, peraturan kepemilikan aset Dana Pensiun Anda menjadi tidak mudah. Tetapi, untuk kebanyakan dari para pembaca Ipotnews perencanaan pensiun tidaklah serumit itu. Persoalan terbesar bagi para pembaca Ipotnews adalah memahami apa yang dimaksud dengan perencanaan pensiun ( retirement planning ) dan mempersiapkan diri untuk menghadapi masa pensiun.
2. Perencanaan pensiun menghabiskan banyak waktu
Hal berikutnya yang sering dikemukakan oleh para perencana keuangan ( financial planner ) adalah bahwa perencanaan pensiun ( retirement planning ) itu akan menghabiskan banyak waktu. Alih-alih mengerjakannya sendiri ( do it yourself ) demi menghemat sedikit uang, perencanaan pensiun sebaiknya diserahkan saja kepada para professional di bidangnya yaitu para perencana keuangan. Waktu yang dihabiskan untuk menyusun perencanaan pensiun ( retirement planning ) kemudian dapat dipergunakan untuk berkumpul bersama keluarga.
Sekali lagi, kami ingin mengatakan bahwa kondisi ini (bahwa perencanaan pensiun menghabiskan banyak waktu) mungkin hanya berlaku di negara AS yang peraturan legal dan terutama peraturan pajaknya sudah sedemikian kompleks sehingga membuat pelaporan pajak secara mandiri akan menghabiskan banyak waktu. Di samping itu, untuk meminimalkan biaya-biaya pajak yang akan terjadi secara sah, seringkali dibutuhkan strategi perencanaan waris ( estate planning ) dan perencanaan pajak ( tax planning ) yang rumit.
3. Mengerjakan perencanaan pensiun secara mandiri berisiko melakukan kesalahan fatal
Hal terakhir yang juga sering dikemukakan oleh para perencana keuangan untuk menyangkal perencanaan pensiun ( retirement planning ) secara mandiri ( do it yourself ) adalah bahwa mengerjakan perencanaan pensiun secara mandiri berisiko melakukan kesalahan fatal (hal yang terlalu berisiko untuk dilakukan untuk hal sepenting perencanaan pensiun).
Sekali lagi, contoh yang diambil adalah seorang ekspatriat (warga AS) yang bekerja di Asia dan harus mengurus Dana Pensiunnya menurut peraturan negara AS. Di samping peraturan Dana Pensiun AS, untuk investasi di negara asing, berdasarkan undang-undang FATCA ( Foreign Account Tax Compliance Act ) tahun 2010, setiap lembaga keuangan di negara asing (di luar AS) wajib melaporkan investasi yang dilakukan oleh warga AS di negaranya.
Pelaporan pajak lintas negara seperti ini tentu saja beresiko terjadinya kesalahan karena ketidakpahaman negara asing atas peraturan perpajakan AS. Tetapi, sekali lagi, untuk kebanyakan pembaca Ipotnews, hal ini bukan masalah karena para pembaca Ipotnews umumnya adalah para pemodal pemula yang tidak memiliki situasi keuangan yang terlalu rumit.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS