Perencanaan Pendapatan pada Masa Pensiun (Retirement Income Planning)
Friday, November 01, 2024       15:38 WIB

Perencanaan pensiun modern membagi perencanaan pensiun atas dua tahap: (1) Perencanaan pensiun pada Tahap Akumulasi, dan (2) Perencanaan pensiun pada Tahap Penarikan Dana ( disbursement ).
Tahap akumulasi ( accumulation ) berlangsung sejak dimulainya perencanaan pensiun itu hingga seorang karyawan memasuki usia pensiun. Tahap Penarikan Dana ( disbursement ) dimulai sejak seorang karyawan memasuki masa pensiun hingga pensiunan itu meninggal dunia. Perencanaan pada tahap kedua, yaitu tahap Penarikan Dana disebut juga Perencanaan Pendapatan pada Masa Pensiun ( Retirement Income Planning ).
Ada banyak sumber pendapatan pada masa pensiun. Untuk pensiunan yang sebelumnya bekerja sebagai karyawan, sumber pendapatannya pada masa pensiun terutama adalah JHT dari BPJS -TK. Para pembaca Ipotnews yang setia mengikuti artikel-artikel perencanaan tentu telah menyadari bahwa JHT, yang merupakan program pensiun wajib dari pemerintah, hanya menyediakan jumlah minimum untuk dapat dinikmati oleh pensiunan.
Untuk dapat pensiun dengan nyaman seorang pensiunan masih membutuhkan TDPP (Tabungan Dana Pensiun Pribadi). Misalnya, seorang karyawan yang bercita-cita bahwa di masa pensiunnya ia ingin pindah tinggal ( re-location ) di Bali, atau ingin membuka usaha penjualan barang secara daring ( online ) tentu akan membutuhkan lebih banyak uang daripada yang dapat disediakan oleh JHT dari BPJS -TK. Untuk itulah ia perlu membuka TDPP dan menabung sejumlah uang secara disiplin supaya cita-citanya terpenuhi.
Perencanaan Pendapatan pada Masa Pensiun ( Retirement Income Planning ) bertujuan untuk memastikan bahwa semua sumber-sumber pendapatan akan mencukupi untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran pada masa pensiun. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam Perencanaan Pendapatan pada Masa Pensiun ( Retirement Income Planning ) pada dasarnya terdiri dari:
1. Identifikasi semua sumber pendapatan pada masa pensiun
-  JHT atau Jaminan Hari Tua : sumber pendapatan pada masa pensiun yang pertama adalah JHT (Jaminan Hari Tua) yang diselenggarakan oleh BPJS -TK (Badan Pengelola Jaminan Sosial- Tenaga Kerja). Jumlah iuran dari tenaga kerja sebesar 2% ditambah dengan kontribusi pemberi kerja 3,7% akan dibayarkan kepada BPJS -TK sebagai iuran bulanan atas nama karyawan. Di US, dana JHT dapat dipersamakan dengan akun  401(k)   retirement plan , untuk karyawan Perusahaan.
-   TDPP atau Tabungan Dana Pensiun Pribadi : sumber pendapatan pada masa pensiun berikutnya adalah TDPP , yang dapat dipersamakan dengan akun IRA ( Individual Retirement Account ) di US. TDPP berisi aset-aset keuangan ( finansial assets ) yang khusus disimpan oleh subjek perencanaan keuangan yang ditujukan  sebagai tambahan bagi Dana Pensiun yang tersedia dalam JHT  (program pensiun wajib yang diselenggarakan oleh pemerintah).
-  Akun tabungan dan deposito di bank: s umber pendapatan pada masa pensiun yang berikutnya adalah rekening tabungan dan deposito yang ada di bank. Hampir semua pensiunan memiliki simpanan uang berupa deposito di bank. Rekening tabungan di bank biasanya dipakai untuk menerima pembayaran gaji setiap bulan. Jika jumlah tabungan telah cukup besar, dana dalam rekening tabungan biasanya akan dipindah ke rekening deposito atau investasi lainnya.
- Akun  broker di Perusahaan Sekuritas: a kun ini berisi saham-saham yang dibeli melalui sekuritas tersebut. Di samping akun broker, pensiunan juga mungkin memiliki akun-akun reksadana di Perusahaan Manajemen Investasi (MI). Saham maupun reksadana merupakan aset keuangan yang dengan mudah dapat dijadikan tunai.
-  Pendapatan Sewa Rumah : banyak rumah tangga yang juga memiliki tanah dan bangunan yang disewakan untuk mendapatkan tambahan pendapatan dari biaya sewa rumah. Jika dibandingkan dengan bunga dari deposito, atau bunga dari kupon obligasi, pendapatan sewa tanah dan bangunan mungkin terlihat kecil. Tetapi perlu diingat bahwa deposito dan obligasi adalah aset keuangan yang nilainya tetap sebesar nominal yang tertera. Sedangkan tanah dan bangunan adalah aset riil dan nilainya akan naik mengikuti kenaikan inflasi. Oleh karena itu, banyak orang yang berinvestasi di dalam tanah dan bangunan sebagai sarana untuk lindung nilai ( hedge ) jika terjadi inflasi yang tinggi.
2. Perkirakan berapa banyak pengeluaran pada masa pensiun
 - Biaya-biaya yang berkaitan dengan kepemilikan properti 
Biaya pertama yang jumlahnya cukup besar dan harus ditanggung oleh seorang pensiunan adalah biaya tempat tinggal. Biaya-biaya yang terkait dengan properti (tanah dan bangunan) yang dimiliki adalah biaya angsuran KPR (jika tanah bangunan dibeli secara cicilan dan belum lunas), biaya pajak PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), biaya perawatan dan perbaikan bangunan, biaya keamanan, biaya kebersihan, dan lain-lain.
Untuk rumah tinggal berupa apartemen, tentu yang dimiliki hanya bangunan saja, tanah tidak termasuk. Biaya  service charge  yang dibebankan pengelola apartemen kepada pemilik atau penyewa bergantung pada luas apartemen yang dihuni.
 - Biaya perawatan kesehatan  
Biaya kedua yang jumlahnya cukup besar yang harus ditanggung oleh pensiunan adalah biaya perawatan kesehatan. Pada waktu seorang karyawan masih aktif bekerja, semua biaya perawatan kesehatan untuk karyawan tersebut akan ditanggung oleh pemberi kerja, baik berupa biaya berobat rawat jalan ( out-patient ), maupun biaya berobat rawat inap ( in-patient ). Setelah seorang karyawan pensiun, maka biaya-biaya perawatan kesehatan menjadi tanggung-jawab pensiunan itu sendiri.
Cara paling mudah ( dan murah ) untuk menangani biaya-biaya perawatan kesehatan itu adalah dengan membeli asuransi kesehatan. Untuk biaya perawatan kesehatan berupa rawat inap ( in-patient ), biasanya pensiunan dapat meminta Perusahaan Asuransi yang menjual Polis Asuransi Kumpulan ( Group Health Insurance ) kepada Perusahaan tempatnya bekerja untuk melanjutkan pertanggungan asuransinya kepada eks-karyawan Perusahaan, yang kini telah pensiun, berupa Asuransi Kesehatan Individual ( Personal Health Insurance ).
Ada beberapa perbedaan antara Asuransi Kesehatan Kumpulan ( Group Health Insurance ) dengan Asuransi Kesehatan Individual ( Personal Health Insurance ). Perbedaan yang paling utama adalah bahwa Asuransi Kesehatan Kumpulan ( Group Health Insurance ) mempertanggungkan resiko rawat inap ( in-patient ) sebagai asuransi pokok, dan dapat diperluas dengan asuransi rawat jalan ( out-patient ), asuransi kaca mata ( optical insurance ), asuransi melahirkan ( maternity insurance ), dan lain-lain.
Sementara itu, Asuransi Kesehatan Individual ( Personal Life Insurance ) hanya mempertanggungkan rawat inap ( in-patient ) saja, dengan beberapa ketentuan tentang batasan pertanggungan resiko yang lebih ketat ( pre-existing conditions ) yang dapat dijamin oleh Perusahaan Asuransi.
 - Biaya Transportasi  
Biaya ketiga yang jumlahnya cukup besar dan harus ditanggung oleh pensiunan adalah biaya transportasi. Biaya transportasi ini termasuk biaya cicilan KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) jika seorang karyawan memasuki usia pensiun sementara utang KKB belum lunas. Pada waktu seorang karyawan masih aktif bekerja, biaya transportasi merupakan komponen biaya bulanan yang cukup besar. Setelah karyawan itu pensiun, bergantung pada aktivitasnya, biaya transportasi masih dapat membentuk komponen biaya yang besar, tetapi umumnya tidak sebesar biaya transportasi yang dikeluarkan pada masa aktif bekerja.
-  Biaya makan dan kebutuhan hidup sehari-hari 
Biaya ke-empat yang tergolong besar dan harus ditanggung oleh pensiunan adalah biaya makan dan kebutuhan hidup sehari-hari. Pada waktu seorang karyawan masih aktif bekerja, biaya makan ini dapat menjadi komponen biaya yang cukup besar karena dipakai bukan saja untuk makan tetapi termasuk bersosialisasi dengan kolega di kantor.
Pada waktu seorang karyawan telah pensiun, kebutuhan untuk bersosialisasi dengan kolega di kantor sudah sangat berkurang. Tetapi, bergantung pada seberapa dekat hubungan kekerabatan pensiunan dengan keluarganya, biaya bersosialisasi dengan kolega mungkin digantikan dengan biaya-biaya untuk 'bersosialisasi' dengan handai taulan. Komponen biaya ini harus diperhitungkan dalam Perencanaan Pendapatan pada Masa Pensiun ( Retirement Income Planning ).
 - Biaya bepergian (travelling) dan hiburan (entertainment) 
Biaya ke-lima yang harus ditanggung oleh pensiunan adalah biaya bepergian ( travelling ) dan hiburan ( entertainment ). Pada waktu masih aktif bekerja, biasanya seorang karyawan melakukan  travelling  hanya karena ada kaitan dengan tugas di kantor, dan sesekali untuk urusan pribadi. Setelah memasuki masa pensiun, karyawan dapat sering sekali bepergian untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di dalam maupun di luar negeri.
Mengingat bahwa biaya bepergian dan hiburan dapat berjumlah sangat besar, sebaiknya biaya-biaya ini sudah dialokasikan terlebih dahulu di dalam perencanaan pendapatan dan pengeluaran di masa pensiun.
3. Cari cara untuk menambah pendapatan pada masa pensiun
Ada banyak cara untuk menambah pendapatan pada masa pensiun. Di bawah ini kami sajikan beberapa cara untuk mendapatkan pendapatan secara pasif ( passive income ), artinya tanpa harus berusaha secara aktif untuk memperoleh pendapatan sebagaimana seorang karyawan yang bekerja dari pukul 09.00 pagi hingga pukul 17.00 di Perusahaan.
 - Menyewakan kamar kosong di rumah  
Ketika seorang karyawan memasuki usia pensiun, biasanya anak-anaknya juga telah menikah dan keluar membentuk keluarga sendiri. Satu atau beberapa kamar yang tadinya dipergunakan oleh anak menjadi kosong dan dapat disewakan untuk memperoleh penghasilan tambahan.
 - Membeli dan menyewakan properti Investasi  
Ketika seorang karyawan memasuki usia pensiun, biasanya dana tabungan dalam JHT (Jaminan Hari Tua) akan diberikan seluruhnya dalam bentuk tunai. Dana JHT yang telah dikumpulkan selama beberapa puluh tahun itu biasanya cukup besar dan dapat dipergunakan untuk berinvestasi dalam properti (tanah dan bangunan). Pensiunan dapat memilih investasi dalam properti berupa rumah tinggal yang memberikan pendapatan sewa, dan bukan investasi pada tanah kosong saja.
Seperti yang pernah kami sampaikan sebelumnya, pendapatan sewa rumah mungkin lebih kecil daripada bunga deposito atau kupon obligasi, tetapi nilai pokok investasi yaitu rumah itu sendiri akan bertambah sejalan dengan peningkatan inflasi, sementara investasi pada deposito atau obligasi nilai pokok investasi akan tetap sama tidak mengikuti tingkat inflasi. Jadi, jika dilakukan dengan baik, properti investasi merupakan bentuk investasi yang menguntungkan bagi pensiunan karena merupakan sarana untuk melakukan lindung nilai ( hedge ) terhadap resiko inflasi.
 - Mendapatkan penghasilan dari hobi  
Ada banyak hobi dari pensiunan yang bisa dijadikan sumber penghasilan. Penulis sendiri mempunyai habi untuk mengajar dan menjelaskan hal-hal yang rumit sehingga menjadi mudah dimengerti banyak orang. Bagi pensiunan yang memiliki hobi mengajar, hobi ini bisa menjadi sumber penghasilan di masa pensiun, misalnya dengan menjadi pengajar paruh waktu untuk program CFP (Certified Financial Planner), atau program CFA (Certified Financial Analyst).
Hobi lain yang mungkin bisa menjadi sumber penghasilan adalah beternak ayam, itik, atau kelinci untuk dijual. Untuk pensiunan yang senang membuat kue, hobi seperti ini pun jika ditekuni bisa menjadi sumber penghasilan di masa pensiun.
 - Mendapatkan penghasilan dari investasi pasif lainnya (misalnya dividen)  
Untuk pensiunan yang hobi mempelajari harga-harga saham, penghasilan pasif pun dapat diperoleh dengan berinvestasi pada saham-saham yang banyak memberikan deviden. Saham-saham yang banyak dan rutin memberikan deviden bagi pemodal biasanya adalah saham-saham Perusahaan yang bidang usahanya telah  mature , seperti utilitas (Perusahaan Listrik, Perusahaan Air, Perusahaan Telekomunikasi, dan lain-lain).
Bandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang bidang usahanya masih bertumbuh ( growth ), di mana pemodalnya mendapat keuntungan dari  capital gain  akibat kenaikan harga-harga sahamnya, bukan dari deviden yang dibagikan Perusahaan.
4. Cari cara untuk mengurangi pengeluaranmu pada masa pensiun
 - Lunasi semua utang KPR dan KKB sebelum pensiun  
Untuk mengurangi jumlah pengeluaran pada masa pensiun, kita dapat memulai dari memangkas biaya-biaya terbesar lebih dahulu. Pada waktu masih aktif bekerja, komponen biaya terbesar dari anggaran bulanan kita adalah cicilan KPR (Kredit Perumahan Rakyat) dan KKB (Kredit Kendaraan Bermotor). Sebelum pensiun, semua cicilan KPR dan KKB hendaknya telah dilunasi.
 - Beli asuransi kesehatan seumur hidup (jika belum punya)  
Salah satu cara untuk mengurangi pengeluaran pada masa pensiun adalah dengan membeli asuransi kesehatan seumur hidup. Asuransi Kesehatan seharusnya memang dibeli pada waktu kita masih muda dan kondisi fisik prima karena premi asuransi kesehatan lebih murah. Tetapi, pada waktu masih muda dan kondisi fisik prima, sedikit sekali orang yang sudah memikirkan untuk membeli asuransi kesehatan.
Dengan membeli asuransi kesehatan, bukan saja biaya-biaya pemeliharaan kesehatan menjadi terjangkau, tetapi kita pun mendapatkan ketenangan batin karena biaya pemeliharaan kesehatan pada masa pensiun telah terpenuhi.
 - Jual rumah lama dan beli rumah baru yang lebih kecil (downsizing your home) 
Jika pensiunan tinggal di rumah yang dirasa terlalu besar, maka setelah anak-anak telah berkeluarga dan keluar dari rumah orangtua, pensiunan dapat memilih untuk menjual rumah lamanya dan membeli rumah baru yang lebih kecil ( down size ). Dengan cara ini, pensiunan bisa mendapatkan dana segar yang besar jumlahnya dan juga mengurangi biaya-biaya pajak (Pajak Bumi Bangunan), biaya perawatan dan renovasi, biaya keamanan dan kebersihan, dll.
 - Pindah ke kota lain yang lebih murah (relokasi) 
Salah satu cara untuk menghemat biaya-biaya pada masa pensiun adalah dengan relokasi ke kota lain yang lebih murah. Kalau sebelumnya kita telah berbicara tentang relokasi ke kota wisata seperti Bali, yang kemungkinan terbesarnya adalah biaya-biaya hidupnya lebih besar sehingga harus direncanakan dengan baik, maka sekarang kita mengkaji kemungkinan untuk pindah (relokasi) ke kota lain yang lebih murah (dan lebih kecil).
Tentu saja, relokasi bagi pensiunan bukan hanya semata-mata biaya hidup yang lebih murah. Pensiunan harus memikirkan juga beberapa masalah lain, misalnya ketersediaan transportasi ke kota tersebut, tersedianya sarana perawatan kesehatan yang memadai di kota tersebut, dan lingkungan hidup yang nyaman bagi pensiunan.
 - Pergunakan mobil kecil yang lebih murah  
Cara mengurangi pengeluaran yang juga dapat dilakukan oleh sebagian besar pensiunan adalah dengan mengganti mobil yang dikendarai dari mobil bermesin besar yang boros menjadi mobil bermesin kecil yang lebih murah. Di samping bisa lebih menghemat konsumsi bahan bakar, mobil yang kapasitas mesinnya lebih kecil lebih murah pajak kendaraan bermotor (PKB) yang harus dibayarnya.
 Oleh : Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS