Penurunan Suku Bunga Fed Bisa Terjadi Mulai Maret 2024, Rupiah Menguat
Monday, November 20, 2023       16:04 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah ditutup menguat terhadap dolar di awal pekan ini, karena bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) berpeluang menurunkan suku bunga acuan pada Maret 2024.
Mengutip data Bloomberg, Senin (20/11) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp15.445 per dolar AS, menguat 47 poin atau 0,31% dibandingkan Jumat (17/11) yang ditutup di level Rp15.492 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa indeks dolar AS melemah hari ini. "Para pelalu pasar sekarang memperkirakan kemungkinan bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga acuannya paling cepat pada bulan Maret 2024, meskipun alat Fedwatch CME hanya menunjukkan kemungkinan 30% dari skenario tersebut," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.
Dalam jangka pendek, pelaku pasar terfokus pada risalah pertemuan The Fed awal November yang akan dirilis Rabu besok. Notulensi tersebut diperkirakan mempertahankan suku bunganya tetap stabil.
"Risalah juga diprediksi memberi isyarat bahwa the Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," ucap Ibrahim.
Namun, bank sentral kini secara bulat diperkirakan tidak lagi menaikkan suku bunga, karena data inflasi dan tenaga kerja yang lemah menunjukkan bahwa perekonomian AS melambat seperti yang diperkirakan.
"Namun volume perdagangan pasar mata uang juga ditetapkan agak terbatas pada minggu ini, karena libur Thanksgiving," ujar Ibrahim.
Selain itu, Bank sentral Tiongkok mempertahankan suku bunga acuan pinjaman pada rekor terendah, sebagai upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi lokal. Bank tersebut juga menyuntikkan sekitar 80 miliar yuan likuiditas ke dalam perekonomian, sebagian besar mempertahankan laju suntikan dana tunai untuk mendukung pertumbuhan.
Secara terpisah, para pejabat Tiongkok berjanji akan memberikan lebih banyak dukungan kebijakan bagi sektor properti yang terkepung di negara tersebut. Sebuah langkah yang membantu meningkatkan kepercayaan terhadap salah satu industri terbesar Tiongkok.
"Gejolak di sektor properti telah menjadi hambatan besar bagi Tiongkok selama tiga tahun terakhir," tutup Ibrahim.(Adhitya)

Sumber : admin