Penurunan Harga Batu Bara di China Diperkirakan Berlanjut Hingga Awal Musim Panas
Wednesday, April 03, 2024       15:49 WIB

Ipotnews - Harga batu bara China kemungkinan akan terus turun hingga awal musim panas, menekan impor dan merugikan para penambang. China merupakan salah satu pasar terbesar batu bara Indonesia, sebagai negara pengekspor batui bara terbesar dunia pada 2023 lalu.
Data International Energy Agency (IEA) memprediksi volume eksporbatu baratermal secara global pada 2023 mencapai 1,47 miliar ton, meningkat 6,6 persen dibanding 2022 ( year-on-year /yoy).
Indonesia masih menjadi negara pengekspor batu bara termal terbesar, dengan volume ekspor 500 juta ton atau 34,1 persen dari total pasokan ekspor global.
Harga batu bara termal acuan China turun sekitar seperempat sejak awal Oktober karena rekor produksi bertepatan dengan permintaan industri yang lesu dan musim dingin yang relatif ringan. Penurunan ini semakin tajam sejak akhir Februari, dengan harga turun 11% menjadi 825 yuan (USD114) per ton selama lima minggu terakhir.
Dewan Listrik China mengatakan pembangkit listrik yang memulai pemeliharaan musiman selama berbulan-bulan kemungkinan akan menambah sentimen  bearish.  Pemeliharaan pembangkt dan membengkaknya persediaan, akan menekan aktivitas perdagangan, kata kelompok industri yang mewakili para produsen listrik di China, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (3/4).
Penurunan harga mungkin akan berlangsung sampai akhir Mei sebut Thermal Coal Group, sebuah outlet berita industri lokal, melalui akun WeChat-nya pada Selasa kemarin. Permintaan dari pembangkit listrik biasanya meningkat selama bulan-bulan musim panas karena penggunaan AC yang lebih tinggi.
Beijing telah memprioritaskan produksi batu bara dalam beberapa tahun terakhir untuk menghindari terulangnya krisis listrik pada tahun 2021. Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun berikutnya yang memperkuat penerapan strategi tersebut. Kebijakan ini telah berhasil dalam memastikan keamanan energi, tetapi mengorbankan kemajuan dalam dekarbonisasi dan menyebabkan serentetan kecelakaan fatal di tambang.
Produksi batu bara domestik China naik 9% pada tahun 2022 dan kemudian naik 2,9% tahun lalu. menurut Asosiasi Batu Bara Nasional China, sekitar 600 juta ton per tahun kapasitas penambangan telah ditambahkan sejak tahun 2021,
Presiden China Xi Jinping menjanjikan bahwa penggunaan batu bara di negara ini akan mulai menurun dalam periode rencana lima tahun ke depan yang dimulai pada tahun 2026. Namun, penurunan konsumsi ini tidak akan terjadi dengan cepat dan permintaan kemungkinan akan stagnan, mengingat peran bahan bakar fosil yang terus berlanjut dalam memenuhi ketahanan energi.
Catatan konsultan industri Mysteel mengatakan, permintaan yang lemah dan penurunan harga akan membatasi pembelian dari luar negeri. China juga telah memberlakukan kembali pajak impor batu bara tahun ini untuk melindungi para penambangnya sendiri setelah pengiriman ke dalam negeri mencapai rekor pada tahun 2023.
Fenwei Digital Information Technology Co, perusahaan intelijen pasar, Maret lalumemperkirakan, impor batu bara akan turun 2,2% tahun ini.
Data Biro Statistik Nasional China menunjukkan, penurunan harga berdampak pada sektor batu bara China, dengan laba seluruh industri turun 37% dalam dua bulan pertama dari tahun sebelumnya. China Shenhua Energy Co, produsen batubara terbesar di negara ini, berencana untuk mengurangi hampir separuh pengeluaran untuk unit batubaranya tahun ini dan telah memangkas target produksinya. (Bloomberg)


Sumber : admin