Pasar Tunggu Keputusan Pemotongan OPEC+, Minyak Berjangka Menguat
Friday, March 01, 2024       14:45 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Jumat, dan diperkirakan mengakhiri pekan ini dengan kenaikan moderat, ketika pasar menunggu keputusan OPEC + mengenai perjanjian pasokan untuk kuartal kedua di tengah perbedaan indikator permintaan dua konsumen utama, Amerika dan China.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Mei, patokan internasional, naik 27 sen, atau 0,33%, menjadi USD82,18 per barel pada pukul 14.27 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Jumat (1/3).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April, meningkat 18 sen, atau 0,23%, menjadi USD78,44 per barel.
WTI berada di jalur kenaikan setidaknya 2,5% minggu ini, sementara Brent bertahan mendekati harga setelmen pekan lalu. Brent melayang dengan nyaman di atas USD80 selama tiga minggu.
"Harga minyak mentah Brent terus diperdagangkan sideways minggu ini...Brent di USD83 menunjukkan kekuatan baru-baru ini meski fundamentalnya masih cenderung kelebihan pasokan," kata analis BMI.
"Ekspektasi berlanjutnya pemotongan produksi OPEC + hingga kuartal kedua 2024 juga membebani sentimen karena permintaan yang lemah diperkirakan terus berlanjut."
Survei  Reuters  menunjukkan Organisasi Negara Eksportir Minyak memproduksi 26,42 juta barel per hari pada Februari, naik 90.000 barel per hari dari Januari. Produksi Libya meningkat 150.000 barel per hari (month-on-month).
Keputusan untuk memperpanjang pemotongan diperkirakan dilakukan pada pekan pertama Maret, kata beberapa sumber, dan masing-masing negara diprediksi mengumumkan keputusan mereka.
Meningkatnya kemungkinan OPEC + yang dipimpin Saudi melanjutkan pengurangan pasokan setelah kuartal pertama, berpotensi hingga akhir 2024, kemungkinan akan menjaga harga minyak di atas USD80, kata analis DBS Bank, Suvro Sarkar.
Ekspektasi yang kuat terhadap Arab Saudi untuk mempertahankan harga minyak mentah yang dijualnya kepada pelanggan Asia sedikit berubah pada April dari level harga Maret juga mendukung pasar.
Mendukung harga, alat pengukur inflasi pilihan Federal Reserve, indeks pengeluaran konsumsi personal (PCE) Amerika, menunjukkan inflasi Januari sejalan dengan ekspektasi ekonom, sehingga memperkuat spekulasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga pada pertemuan Juni. Hal ini pada gilirannya dapat menurunkan biaya konsumen dan memacu aktivitas pembelian bahan bakar.
Namun, data purchasing managers' index (PMI) Februari yang variatif dari China--konsumen minyak terbesar dunia--membatasi kenaikan harga.
Aktivitas manufaktur China sepanjang Februari mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut, menurut survei pabrik resmi, Jumat, meningkatkan tekanan pada pembuat kebijakan di Beijing untuk meluncurkan langkah-langkah stimulus lebih lanjut ketika pemilik pabrik berjuang untuk mendapatkan order.
"Dari sisi permintaan, kami sepakat bahwa kuartal kedua akan mengalami hambatan dan kami memproyeksikan Brent rata-rata akan lebih rendah pada kuartal kedua 2024 dibandingkan kuartal pertama 2024, sebelum kembali pulih pada semester kedua 2024 karena potensi skenario pemotongan suku bunga, yang akan meningkatkan aliran dana ke aset-aset yang lebih berisiko," kata Sarkar.

Sumber : Admin