Pasar Khawatirkan Prospek Permintaan, Minyak Berjangka Tergelincir
Thursday, May 30, 2024       14:38 WIB

Ipotnews - Harga minyak melorot, Kamis, setelah aktivitas ekonomi Amerika yang kuat menunjukkan suku bunga tetap lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama sehingga berpotensi memberikan pukulan terhadap permintaan.
Menjelang data stok minyak mentah AS yang akan dirilis hari ini, minyak mentah Brent berjangka, patokan internasional, turun 24 sen atau 0,29% menjadi USD83,36 per barel pada pukul 14.20 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Kamis (30/5).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melemah 20 sen atau 0,25% menjadi USD79,03 per barel.
Kedua acuan tersebut menuju kerugian bulanan, dengan Brent berada di jalur penurunan lebih dari 5% dibandingkan April, sementara WTI bersiap untuk penyusutan lebih dari 3%.
"Lingkungan risk-off yang lebih luas diterjemahkan menjadi beberapa tekanan pada harga minyak, yang mengesampingkan penurunan persediaan minyak mentah Amerika lebih besar dari ekspektasi berdasarkan data API baru-baru ini," kata Yeap Jun Rong, analis IG.
Persediaan minyak mentah dan bensin Amerika turun minggu lalu, sementara produksi sulingan melesat, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute, Rabu.
Angka API menunjukkan stok minyak mentah merosot 6,49 juta barel dalam pekan yang berakhir hingga 24 Mei, kata sumber tersebut, dengan persediaan bensin turun 452.000 barel, dan sulingan melonjak 2,045 juta barel.
Analis memperkirakan perusahaan energi Amerika akan mengeluarkan 1,9 juta barel minyak mentah dari penyimpanannya sambil menimbun 0,4 juta barel sulingan dan 1 juta barel bensin.
Data dari Badan Informasi Energi (EIA) Amerika akan dirilis Kamis, terlambat satu hari karena liburan Memorial Day.
Melonjaknya stok minyak global hingga April karena berkurangnya permintaan bahan bakar dapat memperkuat alasan bagi produsen OPEC +, terdiri dari Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya termasuk Rusia, untuk mempertahankan pengurangan pasokan ketika bertemu pada 2 Juni, menurut delegasi OPEC + dan analis.
"Pendorong yang lebih besar bagi harga minyak ke depan mungkin berkisar pada pertemuan OPEC + akhir pekan ini, yang dapat membuat anggota OPEC memperpanjang pengurangan output saat ini hingga akhir kuartal ketiga untuk mendukung harga," tambah Yeap.
Pasar minyak berada di bawah tekanan karena ekspektasi Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, dengan Brent mencapai level terendah dalam lebih dari tiga bulan pada 23 Mei.
Aktivitas ekonomi Amerika terus meningkat dari awal April hingga pertengahan Mei, namun perusahaan menjadi semakin pesimistis mengenai masa depan, sementara inflasi meningkat dengan kecepatan moderat, menurut survei the Fed.
Biaya pinjaman yang lebih tinggi cenderung membatasi konsumsi, sehingga berdampak negatif pada permintaan dan harga minyak mentah. The Fed kini diperkirakan memangkas suku bunga paling cepat pada September, dibandingkan penurunan Juni yang diprediksi pasar pada awal tahun. (ef)

Sumber : Admin