Pasar Khawatirkan Defisit Pasokan Global, Minyak Berjangka Melesat
Tuesday, September 19, 2023       12:58 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Selasa, untuk sesi keempat beruntun, karena lemahnya output shale-oil Amerika memicu kekhawatiran lebih lanjut mengenai defisit pasokan yang berasal dari pemotongan produksi yang berkepanjangan oleh Arab Saudi dan Rusia.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, meningkat 52 sen atau 0,55% menjadi USD94,95 per barel pada pukul 12.43 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Selasa (19/9).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melonjak 97 sen, atau 1,06%, menjadi USD92,45 per barel.
Harga menguat selama tiga minggu berturut-turut, dan sekarang berada pada level tertinggi dalam 10 bulan bagi kedua acuan tersebut.
Produksi minyak Amerika dari wilayah-wilayah penghasil shale terbesar diperkirakan turun menjadi 9,393 juta barel per hari pada Oktober, level terendah sejak Mei 2023, menurut Badan Informasi Energi (EIA) AS, Senin. Output tersebut akan menyusut selama tiga bulan berturut-turut.
Perkiraan tersebut muncul setelah Arab Saudi dan Rusia pada bulan ini memperpanjang pengurangan pasokan gabungan sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun.
"Melesatnya minyak ke wilayah overbought membuat pasar rentan terhadap koreksi," tutur analis National Australia Bank, menunjuk pada volatilitas setelah pidato dari CEO Saudi Aramco, Amin Nasser, dan Menteri Energi Saudi, Senin.
CEO Aramco menurunkan proyeksi permintaan jangka panjang perusahaan, dan kini memperkirakan permintaan global akan mencapai 110 juta barel per hari pada 2030, turun dari prediksi terakhir sebesar 125 juta barel per hari.
Menteri Energi Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, Senin, mendukung pemotongan pasokan pasar minyak oleh OPEC +, dengan mengatakan bahwa pasar energi internasional memerlukan regulasi yang lebih ringan untuk membatasi volatilitas, sekaligus memperingatkan ketidakpastian mengenai permintaan China, pertumbuhan Eropa, dan langkah bank sentral untuk mengatasi inflasi. (ef)

Sumber : Admin